Ini Adegan Ray Sahetapy yang Dihapus dari Captain America: Civil War

Jakarta, Insertlive - Ray Sahetapy memang dikenal sebagai salah satu aktor berbakat dan kemampuan aktingnya tak diragukan lagi. Hal itu membuat namanya kemudian masuk dalam daftar aktor yang ikut berperan dalam film garapan studio Marvel, Captain America: Civil War.

Namun sayangnya akting Ray gagal ditayangkan dalam film tersebut. Bukan karena peran yang buruk, melainkan akting Ray dianggap terlalu sempurna dan menutupi alur cerita pengenalan tokoh Zemo.

Pilihan Redaksi 6 Artis Indonesia yang Main Film Hollywood, Siapa Saja? Tantangan Calvin Jeremy Menangis di Film Horor KKN di Desa Penari Main Film 'Nikah Yuk', Marcell Darwin Temukan Kecocokan Karakter

Adegan itu akhirnya terungkap dalam Infinity Saga Collector's Edition. Box set berisi rangkuman film MCU ini merangkum mulai dari film Iron Man (2008) hingga Spider-Man: Far From Home (2019).

Ray Sahetapy di film Captain America: CIvil War/ Foto: Youtube/Marvel Indo

Dalam adegan tersebut, Ray berperan sebagai juru lelang di Indonesia. Pelelangan itu untuk menjual sejumlah barang peninggalan administrasi Hydra yang tewas di perbatasan Suriah. Beberapa barang tersebut di antaranya ada buku Winter Soldier.


Ray yang sedang menggelar pelelangan sadar kalau ada penyusup yang menyelinap. Penyusup tersebut adalah Zemo yang sedang mengincar buku Winter Soldier. Zemo kemudian berhasil merebut buku Winter Soldier setelah membunuh semua orang di dalam pelelangan tersebut.

Ray Sahetapy di dalam film Captain America: Civil War/ Foto: Youtube/Marvel Indo

Ray mampu menampilkan peran yang hebat saat beradu akting langsung dengan pemeran Zemo, Daniel Bruhl. Selain itu, Ray juga bahkan menggunakan bahasa Indonesia di dalam adegan tersebut.

Tentu adegan ini berbeda dengan yang ada di versi film Captain America: Civil War. Karena di film tersebut, Zemo mendapatkan buku Winter Soldier dengan cara merebut dari pemimpin program Winter Soldier, Vasily Karpov.

Meski gagal tayang, langkah Ray ini patut diacungi jempol. Karena Ray menjadi cerminan bahwa banyak bakat hebat di Indonesia yang dilirik sineas di dunia.

(ikh/fik)