Warga Sebut Musala Ponpes Sidoarjo yang Ambruk Dibangun Santri Sesuai Izin RT
Kabar ambruknya musala tiga lantai di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, menyisakan duka mendalam.
Tercatat ada total korban tewas sebanyak 14 orang dari perkiraan 167 orang santri yang tertimbun reruntuhan.
Dikabarkan bahwa santri ini tengah menjalankan ibadah jamaah salat Ashar sebelum musala tiga lantai itu ambruk.
Salah seorang warga, Retno, yang bermukim di lokasi sekitar Ponpes Al Khoziny menuturkan ambruknya gedung musala tersebut sangat keras seperti ada gempa.
"Sebelumnya kayak ada gempa, semua pada keluar 'ada apa?' orang sudah keluar dikira ada pesawat jatuh, kita lihat ada debu langsung ambruk gitu. Goncangannya pas banget Ashar," kata Retno pada tim Insert Investigasi.
"Saya lihat di sini tapi saya lihat betul pas jatuhnya, ada goncangan itu semua sudah keluar dengar suara itu ternyata dari musala yang lagi dibangun," sambungnya.
Lebih lanjut, Retno sendiri mengatakan bahwa pengerjaan musala yang ambruk tersebut dilakukan oleh para santri yang sesuai izin RT.
"Kalau tukang-tukangnya kita nggak lihat tapi santri ikutan kerja kita tahu dan itu sudah izin pak RT juga sih waktu pengecoran. Makanya kejadian ini yang kita jadi 'kok bisa terjadi?'," tandasnya.
Sementara itu, para orang tua yang menantikan kabar soal keselamatan anaknya mulai resah kala tim sar menyatakan akan mengangkat reruntuhan menggunakan alat berat.
Di tengah duka ini, terselip cerita firasat orang tua santri hingga cerita santri selamat sebelum kejadian musala tiga lantai ambruk.
Simak selengkapnya dalam tayangan Insert Investigasi, Sabtu 4 Oktober 2025 pukul 15.00 WIB di Trans TV.
(dis/dis)