Home Viral Berita Viral
Viral

Diduga Kecewa, Pak Sumedi Caleg Gagal Putus Saluran Air Bersih Warga Cilegon

Yogi Alfian | Insertlive
Jumat, 15 Mar 2024 17:15 WIB
Diduga Kecewa, Pak Sumedi Caleg Gagal Putus Saluran Air Bersih Warga Cilegon (Foto: Freepik)
Jakarta, Insertlive -

Warga Cisiru, Kelurahan Suralaya, Kota Cilegon, Provinsi Banten ketar-ketir karena aliran air ke pemukiman mereka diputus oleh pemiliknya. Sang pemilik adalah Caleg DPRD Cilegon Dapil 4 dari PKS, Sumedi Madasik.

Warga menduga aliran air diputus karena Sumedi gagal menduduki kursi legislatif setelah kalah dari rival partai lain di Dapil yang sama. Sebab, aliran diputus sepekan setelah Pemilu 2024.

"Diputus aliran airnya sama Bapak Sumedi yang punya sumur bor di sana. (Aliran air diputus) Ya katanya masalah ya mungkin pemilihan ya, Pak. Jadi dianya nggak tahu ya, kurang suara atau gimana. Jadi mungkin kecewa sama warga kampung kami akhirnya diputus," kata seorang warga yang terdampak pemutusan air, Saibah, Kamis (14/3) dilansir dari detikcom.


Tak tinggal diam, Sumedi lalu menceritakan soal pemutusan saluran air tersebut bukanlah karena kalah di Pileg. Namun, ada cerita lain terkait subsidi yang telah ia berikan selama bertahun-tahun.

"Kurang lebih empat tahun saya bantu masyarakat tersebut dengan saya alirkan air bersih milik saya pribadi. Sejak 2019 pada bulan Maret, mulai dialirkan jaraknya juga jauh dari titik sumur bor 2 km ke masyarakat, kebetulan posisinya nanjak, sehingga menggunakan pompa satelit 5 PK dengan tegangan 35 Volt," tuturnya.

Warga sudah diminta iuran Rp10ribu/kubik sejak 2019, tetapi mereka tak menuruti permintaan Sumedi. Iuran sebetulnya dibagi menjadi dua, Rp5.000 untuk biaya listrik pompa dan Rp5.000 lagi dimasukkan ke kas warga untuk perawatan pompa air.

"Saya minta untuk membantu bayar listrik nggak apa-apa deh per kubik Rp5 ribu, tapi silakan kalau dipasang Rp10 ribu, yang Rp 5ribu buat income masyarakat sendiri, saya tetep minta Rp5 ribu per kubik," katanya.

"Sementara saya bayar listrik Rp4-4,5 juta per bulan, itu pun masyarakat yang terkumpul dari masyarakat itu paling 1,5-2 juta yang saya terima karena yang Rp5 ribu masuk dana kas masyarakat. Setiap bulan saya mensubsidi saya harus nombokin Rp2-2,5 juta per bulan, selama sekian tahun," katanya.

Saat Pemilu 2024, Sumedi berharap dapat hasil yang bagus sehingga ia dapat menduduki kursi legislatif dan punya penghasilan yang lebih untuk mensubsidi warga. Namun, hasilnya tak sesuai harapan.

"Ya intinya saya wajar lah kalau memang saya ada rasa kecewa terhadap masyarakat setempat, karena melihat kontribusi saya selama ini. Cuma memang, pada saat malam hari H ada salah satu gerakan serangan fajar yang dilakukan (oleh pihak rival)," tutup Sumedi.

(yoa/fik)

VIDEO TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
FOTO TERKAIT
POPULER
DETIKNETWORK