Klaim Sudah Izin, Rombongan Prewed Bromo Sebut Petugas Tak Cek Flare

Pengacara rombongan prewedding membawa flare di Bromo, Mustaji, membantah tak mengajukan izin. Mustaji mengeklaim kliennya sudah izin ke petugas untuk melakukan prewedding walau tak mengurus SIMAKSI.
Mustaji mengatakan calon pengantin bernama Hendra Purnama (39) dan Pratiwi Mandala Putri (26) telah menyampaikan tujuannya kepada petugas. Saat itu, mereka mengatakan akan melakukan prewedding.
Mustaji juga menyebut rombongan memasuki kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) melalui pintu masuk Jemplang, Kabupaten Malang. Di pintu masuk, kliennya sudah memberitahu ke petugas jika hendak melaksanakan sesi foto prewedding.
"Kalau klien saya ini masuk menggunakan tiket melalui pintu masuk dari Malang menggunakan via online dan sudah disampaikan maksud tujuannya untuk foto prewedding, tapi tidak ada pengecekan barang-barang bawaan klien kami oleh petugas," kata Mustaji dilansir dari detikJatim, Senin (17/9).
Menurut Mustaji lebih lanjut, kliennya mengira jika tidak ada larangan menggunakan flare. Sampai akhirnya, ada insiden kebakaran di area Bukit Teletubbies dan Padang Savana.
"Seharusnya dengan adanya kebakaran yang sebelum-sebelumnya, saat klien kami memberitahu akan melaksanakan prewedding seharusnya dicek dulu barang bawaannya. Selain itu juga, sama sekali tidak ada pantauan dari petugas," ungkap Mustaji.
Mustaji menyebut lemahnya pengawasan petugas. Meskipun sebelumnya sudah ada insiden kebakaran hingga membuat kunjungan wisatawan ke Gunung Bromo diberlakukan buka tutup.
"Gunung Bromo merupakan destinasi wisata internasional, tapi pengawasan dan fasilitas dari pihak pengelola masih kurang memadai. Terlebih lagi, tak semua pengunjung tahu area mana saja yang dianggap sakral dan tidak," tukasnya.
Polisi telah menetapkan Andrie Wibowo Eka Wardhana (41) asal Kabupaten Lumajang sebagai tersangka. Dia adalah manajer atau penanggung jawab wedding organizer yang disewa oleh calon pengantin asal Surabaya yang turut serta dalam rombongan itu.
Saat kejadian di Bromo, percikan flare membuat rumput kering yang berada di kawasan Bukit Teletubbies terbakar hingga dengan cepat menjalar ke berbagai area.
Akibat hal itu, pemerintah pun turun tangan hingga mengucurkan dana miliaran rupiah. Untuk memadamkan api, pemerintah harus mengeluarkan dana sekitar Rp150 juta untuk satu jam water bombing.
Dari hitungan kasar, water bombing dilakukan sebanyak 5 kali selama kurang lebih dua jam, pada Minggu (10/9). Kemudian pada Senin (11/9), water bombing dilakukan sebanyak 17 kali selama lebih dari 6 jam, dan ditaksir merogoh biaya Rp1,2 miliar.

Pengakuan Pihak Prewedding Bromo Salahkan Angin Kencang & Rumput Kering
Jumat, 15 Sep 2023 16:30 WIB
Diduga Mirip Fotografer Pasangan Prewedding Bromo, Sosok Ini Beri Klarifikasi
Rabu, 13 Sep 2023 20:00 WIB
Bikin Bromo Terbakar, Ini Identitas Pasangan Prewedding Pakai Flare
Selasa, 12 Sep 2023 08:40 WIB
Pasangan 18 Tahun Rayakan Anniversary hingga Undang Keluarga
Kamis, 31 Oct 2019 21:45 WIBTERKAIT