Viral, Pria Berkedok Anak Pesantren Kaya Raya Tipu Wanita lewat Tinder

Kasus penipuan ala Simon Leviev di dokumenter The Tinder Swindler ternyata terjadi di Indonesia.

Sebuah utas di Twitter viral menyebutkan bahwa ada seorang pria menipu banyak wanita di Tinder dengan kedok sebagai anak pesantren kaya.

Utas menyebutkan kisah tentang pria bernama Faris Ahmad Faza menipu para korbannya dengan berjanji akan menikahi mereka.

Awalnya, korban dalam utas tersebut menuturkan bahwa ia mengunduh aplikasi Tinder untuk mencari teman. Kemudian, korban match dengan pria bernama Faris Ahmad Faza.

"Penipu berkedok crazy rich anak pondok dan kyai, hati2 buat para perempuan dengan sosok laki2 ini atas nama Faris Ahmad Faza domisili Yogyakarta" tulis akun @dubidable.

[Gambas:Twitter]

Setelah saling mengobrol di aplikasi Tinder, korban dan Faris bertukar nomor WhatsApp hingga akhirnya keduanya bertemu.

Awalnya, korban merasa Faris adalah orang biasa-biasa saja. Namun, lama kelamaan pria tersebut mulai memberikan perhatian yang berlebihan.

Bahkan, Faris Ahmad Faza berjanji akan menikahi korban setelah bertemu kedua orang tuanya.

Suatu hari, tiba-tiba Faris menangis-nangis kepada korban dan memintanya untuk mentransfer uang.

Korban merasa aneh dengan cerita bualan yang dilontarkan pelaku. Padahal, Faris mengaku dirinya adalah anak kyai besar dan keponakan mantan gubernur Jawa Tengah.

"Beberapa bulan kita kenal dia datang & menangis bilang butuh pertolongan dia meminta sy mentransfer uang & berjanji mengganti dihari yg sama." ujar korban.

Korban kemudian mencari uang untuk dipinjamkan ke Faris sampai meminjam ke banyak pinjaman online. Namun, setelah diberikan pinjaman uang, pelaku langsung kabur ke Yogyakarta.

Belakangan baru terbongkar semua identitas Faris berisi nomor telepon, alamat, dan KTP adalah palsu.

Korban terus berupaya mencari keberadaan Faris, tetapi dia malah menemukan wanita-wanita lain yang juga senasib dengannya korban penipuan Faris. 

Kini, Faris masih buron dan berkeliaran di sekitar Purwokerto, Semarang, dan Yogyakarta. 

Korban-korbannya hingga saat ini telah mengalami kerugian dengan total ratusan juta rupiah.