Heboh Razia Kondom Jelang Valentine, dr Tirta Ikut Komentar

Satpol PP Kota Makassar melakukan razia alat kontrasepsi atau kondom di sejumlah minimarket di Makassar.

Razia kondom di minimarket yang dilakukan jelang perayaan Hari Kasih Sayang atau Hari Valentine ini bermaksud agar pemuda-pemudi di sana tidak melakukan hal tak senonoh.

"Sehingga untuk meminimalisir itu salah satu yang kita lakukan adalah kami minta para pelaku usaha untuk tidak memajang alat kontrasepsi sehingga akses terhadap alat kontrasepsi itu bisa dibatasi," kata Kepala Satpol PP Kota Makassar Muhammad Iqbal Asnan, dikutip dari detikcom, Senin (14/2).

Aksi razia kondom yang dilakukan Satpol PP Makassar itu pun menuai komentar dari warganet. Banyak yang mempertanyakan niat razia tersebut apalagi menjelang Valentine.

"Ini asli logika berpikirnya gimana sih? Klo alat kontrasepsi di razia, yg ada resiko kehamilan meningkat, warganya masih miskin, anak nambah, putus sekolah karena biaya ga sanggup, setelah besar penghasilan kecil, si anak jadi miskin lg. Gitu aja terus lingkaran kemiskinan," tulis akun Twitter @nurhadi***.

"Kok gue bacanya malu ya haha minim pengetahuan ya? bisa bisanya Valentine dikorelasikan dengan kegiatan seksual. Paham ngga mas/mba pencegahan pms bisa melalui kondom," sahut @depra***.

Satpol PP Kota Makassar merazia alat kontrasepsi atau kondom di sejumlah minimarket di Makassar. Razia kondom di minimarker ini jelang Hari Valentine./ Foto: (Dok. Istimewa)

Dr Tirta lewat Twitter pribadinya juga ikut mengomentari soal razia tersebut. Ia mengaku heran dengan razia kondom yang dilakukan. Hal ini lantaran, kondom justru berguna untuk mencegah penyakit menular seksual.

"Msh heran kalo pas Valentine malah razia kondom. Tujuannya apa? Fungsi kondom adalah mencegah penyakit menular seksual dan sebagai alat kontrasepsi. Kalo kaitannya ama "norma" dan sex bebas, yg difokuskan ya edukasi seksual sejak awal," tulis dr Titra.

[Gambas:Twitter]

Sementara itu, Satpol PP Makassar juga melakukan tindakan lain selain merazia kondom. Iqbal menekankan agar hotel hingga wisma lebih selektif lagi menerima tamu. Apalagi Hari Valentine kerap dirayakan anak di bawah umur.

"Ada kegiatan-kegiatan lain yang mungkin kita lakukan. Di malam Valentine dan menjelang malam Valentine. Kita bergerak mendatangi hotel-hotel, wisma-wisma, untuk tidak menerima tamu yang tidak memiliki alasan yang jelas untuk menginap," ungkapnya.

"Seperti misalnya mereka tidak punya identitas pernikahan. Apalagi belum punya KTP itu dibatasi betul jangan sampai hal-hal negatif terjadi di momentum malam Valentine," tutupnya.