Home Viral Berita Viral

Para Wanita yang Dipaksa Telanjang di Bandara Qatar Ajukan Gugatan Hukum

Insertlive | Insertlive
Selasa, 16 Nov 2021 13:20 WIB
Foto: (@Zulkieflimansyah/Twitter)
Jakarta, Insertlive -

Seorang Wanita Australia mengungkapkan bagaimana mereka secara paksa ditelanjangi di Bandara Qatar oleh pejabat yang mengumpulkan semua wanita untuk pemeriksaan genital invasif dalam pencarian ibu dari bayi yang ditinggalkan di terminal.

Wanita itu mengaku celana dalamnya robek karena dibuka paksa sebelum pemeriksaan genealogis. Wanita anonim itu menuntut pihak berwenang untuk menghukum orang-orang di balik perlakuan mereka yang mengerikan.

Para wanita yang dipaksa telanjang tersebut berjumlah 13 orang, mereka dalam penerbangan menggunakan Qatar Airlines dengan tujuan Sidney dari London pada 2 Oktober 2020.


Diketahui pihak berwenang di Qatar sedang mencari ibu dari bayi yang ditemukan dalam keadaan hidup di tempat sampah Bandara Internasional Hamad di Doha dan mengumpulkan semua penumpang wanita usia produktif untuk melakukan penggeledahan. Wanita-wanita itu dipaksa telanjang bulat untuk pemeriksaan rongga tubuh. Hal itu sungguh mengerikan dan dapat menimbulkan trauma.

Sekelompok wanita Australia saat ini membawa otoritas Qatar ke pengadilan atas perbuatan yang mereka yakini sebagai pelanggaran hak asasi manusia. Mereka juga mengatakan tidak akan menerima permintaan maaf dalam bentuk apapun sebelum melihat keadilan dilaksanakan.

Sebuah pengakuan dari seorang perempuan bernama Anna mengatakan soal kejadian yang membuatnya trauma tersebut. Awalnya terdapat pengumuman interkom yang meminta para wanita dalam pesawat  untuk turun dan membawa paspor mereka. Dia mengira telah terjadi kasus terorisme dan dia sangat takut.

"Aku kira kami akan diculik atau ditahan. Aku takut kami akan diperkosa dan anakku akan diambil dan kami tidak akan bertemu keluarga lagi," ucap Anna. 

Anna juga mengatakan peristiwa itu sangat mengerikan dan membuatnya sempat mengalami ketakutan berhari-hari. 

"Itu momen yang paling menakutkan dalam hidupku. Aku menangis dan gemetar dan memegang bayiku. Aku tidak ingin naik lift dengan penjaga bersenjata yang tidak tahu akan kemana kami dibawa," imbuhnya.

Kemudian, Anna membeberkan bagaimana mereka memaksanya melepas pakaian.

"Dia (petugas wanita) memegang pakaian dalamku, kemudian dia melepaskannya," ungkapny.

Selain Anna, seorang nenek Kim Mills mengungkapkan apa yang terjadi di ambulans, "Dia (petugas wanita) bilang padauy untuk melepas celanaku dan mereka perlu memeriksa vaginaku," ungkapnya. 

Dia langsung menolak dengan menegaskan tidak mau melakukan hal konyol yang diinginkan petugas bandara tersebut. Namun petugas itu tidak menjelaskan apapun, mereka hanya berkata ingin melihat vaginaku.

"Kami perlu lihat itu (vagina), kami perlu lihat itu," sebut Mills menirukan petugas bandara. 

Meskipun pemerintah Qatar menyebut insiden itu tidak dapat diterima, mereka belum meminta maaf kepada para penumpang wanita yang kini terkena dampak psikologis. Qatar Airways juga menolak untuk membuat permintaan maaf resmi kepada mereka yang berada di dalam pesawat.

Oleh karena itu, sekarang para wanita Australia tersebut memutuskan untuk mengambil tindakan hukum terhadap Qatar Airways dan Otoritas Penerbangan Sipil Qatar atas tuduhan penyerangan, pemukulan, dan perampasan kebebasan.

Seorang penasihat hukum Damian Sturzaker dari firma hukum Marque menyampaikan pendapatnya terkait insiden ini.

"Insiden itu melanggar banyak perjanjian internasional dan jelas melanggar hak asasi manusia," tandas Damian. 

(Khairunnisa Salsabila/syf)

TAG: viral
VIDEO TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
FOTO TERKAIT
POPULER
DETIKNETWORK