Masuk Islam, Pria Ini Dilaporkan Bibi ke Polisi Dikira Pencucian Otak
James, pria blasteran asal Palestina dan Inggris bercerita soal kisahnya yang menjadi mualaf kala berusia 20 tahun.
Sebelum memutuskan menjadi muslim, James dikenal sebagai penganut agama Kristen yang hanya beribadah ke gereja bila ada acara pemakaman atau pernikahan.
"Aku tak taat setiap Minggu ke gereja seperti orang pada umumnya. Aku pergi ke sekolah bibel saat masih kecil tapi ikut-ikutan saja dan bukan keluarga yang religius," kata James.
Kedekatan James dengan Islam pertama kali terlihat ketika ia melihat temannya menjalankan ibadah salat.
Kala itu temannya memberitahukan sedikit tentang Islam hingga James tergerak untuk menonton berbagai cerita tentang Islam hingga ia mempercayai bahwa Islam itu nyata.
"Islam itu jelas, jawaban yang benar untuk segala hal dalam hidup juga memberikanku arahan. Saat akan pindah agama, aku gelisah karena banyak hal yang menentangku termasuk pihak keluarga," sambungnya.
Tak suka James pindah agama, tantenya melaporkannya ke pihak kepolisian dengan tudingan pencucian otak.
"Tanteku memanggil polisi karena takut otakku dicuci dan tak ingat apa-apa. Polisi menanyaiku beberapa pertanyaan dan mengatakan bahwa tak ada yang aneh dengan diriku. Polisi langsung bergegas dan minta maaf," ungkapnya.
Dua hari setelah kejadian tersebut, James resmi menjadi mualaf dengan mengucap dua kalimat syahadat.
"Sejak dengar kata Islam, saya tahu kalau itu benar dan tak mengelak ada kekuatan kebenaran dari dalam. Tapi, tak ada yang salah dengan hal itu. Islam memberiku tujuan untuk bangun pagi meski ada kesulitan untuk tetap mencoba dan berusaha," pungkasnya, dikutip dari YouTube Ayatuna Ambassador.
(dis/fik)