5 Fakta Mbah Fanani Petapa Dieng, Anak Pejuang NKRI hingga Rambut Bercahaya

DIS | Insertlive
Rabu, 04 Aug 2021 13:25 WIB
Mbah Fanani seorang petapa dari Dataran Tinggi Dieng sedang ramai dibicarakan. Yuk kita intip sosoknya Mbah Fanani! 5 Fakta Mbah Fanani Petapa Dieng, Anak Pejuang hingga Rambut Bercahaya/Foto: instagram.com
Jakarta, Insertlive -

Mbah Fanani dikenal oleh warga Dataran Tinggi Dieng sebagai petapa yang berdiam diri di dalam sebuah tenda di depan warga selama 22 tahun.

Mbah Fanani tak banyak melakukan aktivitas apapun dalam tendanya dan hanya mengandalkan isyarat untuk berbicara sebagai media komunikasi.

Sosoknya tak bisa sembarangan disentuh oleh orang lain walaupun banyak mendapat kunjungan dari banyak daerah untuk sekadar bertemu atau meminta ilmu.

ADVERTISEMENT

Pria yang diperkirakan berusia ratusan tahun itu dilaporkan memiliki kesaktian yang mampu membuat orang tercengang.

Dilaporkan oleh seorang sumber terdekat bahwa Mbah Fanani pernah ditemukan berada di Makkah.

Padahal, ia tak pernah meninggalkan tenda kecilnya sekali waktu. Selain itu, seorang warga juga mengatakan pernah melihat Mbah Fanani menghilang saat waktu salat tiba.

Selain itu, Mbah Fanani memiliki 5 fakta lain di balik sosoknya yang unik sebagai petapa abadi Dieng selama 22 tahun.

Baca di halaman selanjutnya.


Mbah Fanani dikenal sebagai petapa abadi Dieng selama 22 tahun.

Sosoknya ternyata bukan orang sembarangan. Ia adalah anak dari pasangan Mbah Benyamin dan Nyai Zahro.

Mbah Benyamin ayah dari Mbah Fanani adalah salah satu kiai yang berperan dalam memperjuangkan NKRI dalam peristiwa 10 November.

Mbah Fanani merupakan anak kedua dari tiga bersaudara di mana kakak dan adiknya telah meninggal dunia lebih dulu.

Ia pernah membina rumah tangga dengan Nyai Zaenab dengan satu orang anak, Nyai Mariam.

Mbah Fanani dikenal oleh warga Dataran Tinggi Dieng sebagai petapa abadi selama 22 tahun. 

Ia sudah dianggap menyatu dengan warga sekitar lantaran berdiam diri dalam tenda kecilnya yang dibangun di depan rumah seorang warga.

Mbah Fanani selalu berdiam diri dalam tendanya tanpa melakukan aktivitas apapun.

Tubuh kurusnya hanya bermodalkan sarung untuk menutupi dirinya dari cuaca dingin Dieng yang terkadang ekstrem.

Usai sempat dijemput oleh orang tak dikenal yang mengaku keluarganya pada April 2017, pihak keluarga Mbah Fanani akhirnya memberikan keamanan ekstra untuknya.

Tenda kecil Mbah Fanani diberi pagar besi dengan roda di bawahnya untuk menghindari Mbah Fanani dibawa orang tak dikenal.

Pagar besi itu akan dikunci pada sore menjelang malam hari.

Menurut pihak keluarga hal tersebut untuk menjaga Mbah Fanani dari hal-hal yang tak diinginkan.

Keunikan lain dari Mbah Fanani adalah memiliki rambut panjang 7,5 meter yang disebut berumur 147 tahun.

Mbah Fanani tak pernah memotong rambutnya dan hanya menggulung bagian ujungnya dengan kain sehingga membentuk gumpalan.

Menurut Halimah yang mengurus Mbah Fanani, rambut Mbah Fanani bisa mengeluarkan cahaya dengan bau yang sangat luar biasa.

"Ini rambut eyang ini kalau dibentangkan semuanya, dilepas, biasanya sekitar 7,5 meter, ini berhubung ini digulung, tidak boleh dibentangkan, (dibungkus kain)," ucap Halimah, salah seorang yang mengurus Mbah Fanani.

"Ini rambut eyang Mbah Fanani, ini berusia 147 tahun, dibentangkan 7,5 meter, dalam keadaan seperti gimbal ya, ini rambut ini ketika bunda merawat Syeh Fanani, dari rambut ini keluar cahaya dan bau luar biasa sekali," pungkasnya.

Selama berada di dalam tenda kecilnya, Mbah Fanani tak melakukan aktivitas apapun.

Bahkan, ia enggan untuk berbicara selama 22 tahun.

Ia juga tak bisa ditemui atau disentuh banyak orang karena dianggap sangat memilih orang.

Selama 22 tahun, Mbah Fanani mengandalkan isyarat untuk berkomunikasi.

Walau enggan berbicara, Mbah Fanani masih sering dijumpai banyak orang dari daerah-daerah lain yang sekedar ingin melihat atau meminta ilmu.

Mbah Fanani dijemput dan dibawa pulang ke Indramayu oleh orang tak dikenal yang mengaku pihak keluarganya pada 12 April 2017.

Hal tersebut mengingat kondisi Mbah Fanani yang kurus bertelanjang dada tanpa memakai sehelai benang di tubuhnya.

Ia juga hanya mengandalkan sarung tipis untuk menghangatkan tubuhnya dari suhu rendah di Dataran Tinggi Dieng.

Menurut kabar dari warga setempat, sesepuh Dieng Abah Rojab memandatkan pada anaknya sendiri Toha untuk menjemput Mbah Fanani.

Mandat itu didapat Abah Rojab lewat sebuah pesan dalam mimpinya.

Kepulangan Mbah Fanani membuat sedih warga setempat karena menganggap Mbah Fanani telah menjadi warga di lingkungan Dataran Tinggi Dieng.

Namun, kepulangan Mbah Fanani pada April 2017 itu rupanya membuat geger karena yang menjemput bukanlah dari keluarganya.

Mbah Fanani kembali ke Dieng pada Mei 2017 dan langsung berdiam diri di dalam tenda kecilnya.

(dis/syf)
1 / 6
Loading
Loading
ARTIKEL TERKAIT
detikNetwork
UPCOMING EVENTS Lebih lanjut
BACA JUGA
VIDEO
TERKAIT
Loading
POPULER