Protes Aksi Polisi Injak Leher Warga hingga Tewas Berujung Kacau di AS
Kematian George Floyd memicu protes keras dari warga Amerika Serikat. Mereka tak terima pria berkulit hitam itu tewas usai lehernya diinjak dengan lutut oleh salah satu anggota polisi.
Oleh karena emosi yang semakin memuncak, para warga melakukan demo untuk menuntut pertanggungjawaban pada Rabu (27/5) waktu setempat di jalanan Minneapolis, AS.
Namun, aksi tersebut berujung ricuh, aparat menembakkan peluru karet dan gas air mata kepada ribuan demonstran yang marah.
"Apa yang kami lihat adalah hukuman mati tanpa tali di depan umum," kata Leslie Redmond, presiden Asosiasi Nasional untuk Kemajuan Orang Kulit Berwarna (NAACP) cabang Minneapolis seperti dilansir Aljazeera.
"Sudah cukup, kita sudah berada di puncak kemarahan. Kami ingin melihat mereka (yang membunuh George Floyd) dituntut," sambung Redmond.
Bridgett Floyd, saudara perempuan George, mengatakan kepada program Good Morning America ABC bahwa dia ingin orang-orang itu di penjara.
"Mereka membunuh saudaraku," katanya dengan tegas.
Seperti diketahui, George Floyd ditangkap karena diduga menggunakan uang palsu untuk belanja di sebuah toko swalayan.
Dalam video penangkapan itu, polisi menjatuhkan tubuh George ke tanah sementara petugas lain menginjakkan lututnya ke leher.
"Lututmu di leherku. Saya tidak bisa bernapas. Mama. Mama," kata Floyd meminta ampun.
George Floyd pun segera dilarikan ke rumah sakit. Namun, nyawanya tak tertolong. Ia dinyatakan telah meninggal dunia akibat kekerasan tersebut.
Empat anggota polisi yang diduga terlibat dalam kematian pria 46 tahun itu telah dipecat. Jaksa juga telah meminta FBI untuk menyelidiki kasus ini.