Viral, Dokter Kritik Keras soal Penanganan Corona yang Buruk di Jatim
Jawa Timur menjadi salah satu provinsi dengan jumlah kasus virus corona tertinggi kedua di Indonesia dengan jumlah pasien positif sebanyak 3.939 jiwa berdasarkan laporan terakhir pada Selasa (26/5).
Lebih kurang 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur, Surabaya menjadi salah satu wilayah dengan jumlah pasien terbanyak, yakni 2.118 kasus.
Jumlah pasien terpapar virus corona juga diperkirakan akan semakin bertambah bila masyarakat masih melanggar aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Kondisi di Surabaya telah menjadi sorotan di publik setelah cuitan salah satu dokter yang bekerja di rumah sakit rujukan penanganan corona mengkritisi berbagai penanganan terkait virus corona di sejumlah rumah sakit.
Lewat akun Twitter @cakasana, dokter umum Aditya C Janottama yang bekerja di Rumah Sakit Royal Surabaya mengkritik soal keterbatasaan ventilator di setiap rumah sakit untuk para pasien terinfeksi virus corona serta berbagai alat perlindungan diri untuk tenaga kesehatan.
Tak hanya membahas fasilitas yang berada di rumah sakit rujukan, dokter umum tersebut ikut menyentil pemkot Surabaya terkait minimnya fasilitas di dua rumah sakit darurat di Darmo dan Gubeng.
Ia juga menyoroti soal berbagai ruang laboratorium swasta di Surabaya yang salah satunya tak beroperasi secara lima hari penuh sejak 21 Mei karena terhitung libur lebaran. Padahal fasilitas lab sangat dibutuhkan untuk bisa memverifikasi seseorang yang terinfeksi atau tidak.
Kritikan tersebut datang setelah surat resmi Lab Universitas Airlangga kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur yang beredar luas di media sosial.
Dalam surat tersebut tertulis bahwa pihak rumah sakit Airlangga akan berhenti menerima rujukan pasien baru corona dan fokus pada pasien yang tengah menjalani perawatan.
"RS Universitas (saya) sudah mulai "ambyar". Tenaga medisnya mulai tumbang, termasuk petugas lab yang jadi rujukan di Jatim. Saya gak tahu berapa lama lagi mereka akan bertahan. Siapa yang bisa bantu mereka? Kita tentu saja. Kebijakan yang mumpuni JELAS SAJA. Ah!," cuit akun iahridlo.
Hingga kini, berbagai kritikan soal penanganan virus corona di Surabaya terus mendapat kritikan dari warganet yang menilai masyarakat disana belum siap menghadapi pandemi corona.
"Innalillahi..klo tenaga medisnya uda tumbang ya entahlah..minimnya apresiasi dan support dr penguasa utk fasilitas dan tenaga kesehatan, wabah blm nyampe puncak uda mau buka mall," cuit akun @dessy_nash.
"Ya Allah udah gini masih aja yang berani keluar ke mall dan lain-lain. Geruduk aja mereka semua," timpal akun @nilawatiirs_