Makna Tulisan 'For Agartha' di Senjata Mainan yang Ada di Lokasi Ledakan SMAN 72

Peristiwa ledakan yang terjadi di SMAN 72 Jakarta hingga kini masih menjadi sorotan publik. Banyak yang bertanya-tanya soal siapa pelaku yang tega menimbulkan ledakan hingga membuat banyak siswa sekolah itu mengalami luka-luka berat.

Polisi diketahui telah melakukan penyelidikan terhadap kasus ledakan ini. Penyelidikan menemukan barang bukti di lokasi berupa sebuah senjata api mainan yang diduga dibawa oleh pelaku peledakan.

Namun, hal yang menjadi perhatian adalah adanya tulisan-tulisan pada senjata mainan tersebut. Salah satu yang menjadi sorotan adalah tulisan 'For Agartha' pada senjata tersebut.

Banyak yang menyebut bahwa tulisan itu sangat tidak mungkin muncul sebagai propaganda di Indonesia. Sejumlah netizen pun menyindir pelaku peledakan SMAN 72 Jakarta, menyebut tulisan itu berkaitan dengan ideologi kulit putih.

Lantas apa sebenarnya makna tulisan 'For Agartha'? berikut merupakan penjelasannya.

Makna Tulisan 'For Agartha'

Tulisan 'For Agartha' merupakan ungkapan yang kerap dijadikan sebagai meme oleh pengguna media sosial. Ungkapan 'For Agartha' dipercaya sebagai kode provokatif untuk ideologi supremasi kulit putih.

Tak hanya itu, Agartha juga kerap dikaitkan dengan berbagai teori konspirasi di internet. Menurut sejumlah teori konspirasi, Agartha adalah sebuah kerajaan besar yang diyakini berada di dalam bumi.

Sementara teori lain menyebut Agartha sebagai Shambhala, istilah untuk sebuah tempat damai tanpa gangguan dalam bahasa Sansekerta. Istilah Agartha juga dikaitkan dengan gambaran Dewa Ashtar dari Kuil Pelayanan.

Dewa Ashtar dipercaya sebagai makhluk multidimensi yang belum bereinkarnasi di Bumi. Ia dipercaya untuk memberikan bimbingan kepada manusia soal pengabdian. Meski demikian, penjabaran ini banyak berkaitan dengan teori konspirasi yang sulit dibuktikan kebenarannya.

Namun, tulisan 'For Agartha' pada senjata mainan di lokasi ledakan SMAN 72 Jakarta diyakini berkaitan dengan ideologi supremasi kulit putih, membuat banyak netizen menyebut bahwa ideologi tersebut tak mungkin muncul di Indonesia.