Mantan Presiden Dinilai Layak Jadi Pahlawan, Ketua MUI: Kita Harus Hargai Perjuangan Pemimpin Bangsa

Yogi Alfian | Insertlive
Rabu, 05 Nov 2025 15:45 WIB
Gus Dur Mantan Presiden Dinilai Layak Jadi Pahlawan, Ketua MUI: Kita Harus Hargai Perjuangan Pemimpin Bangsa (Foto: Tangkapan Layar)
Jakarta, Insertlive -

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Fatwa, Prof Asrorun Niam Sholeh, menyerukan semangat persatuan nasional dan penghargaan terhadap jasa para pemimpin bangsa. Ia merasa sudah saatnya para tokoh yang berkontribusi untuk negara mendapat penghormatan.

"Setiap zaman ada tokoh pahlawannya. Kita harus menghargai perjuangan para tokoh pemimpin bangsa, termasuk para mantan Presiden yang telah memimpin Indonesia. Mereka adalah pahlawan bagi bangsa Indonesia. Pak Karno, Pak Harto, Pak Habibi, dan Gus Dur, adalah para pemimpin bangsa yang layak menjadi pahlawan," ujar Niam usai Konperensi Pers tentang persiapan Munas MUI di Kantor MUI Selasa (4/11/2025) saat diminta komentar tentang Hari Pahlawan.

Prof Niam menyampaikan hal itu saat mengomentari usulan Menteri Sosial terhadap 40 orang tokoh nasional untuk menjadi pahlawan.

ADVERTISEMENT

"Saya rasa itu langkah bagus ya. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai pahlawannya. Dan usulan pahlawan dari para tokoh berbagai latar belakang itu menunjukkan kenegarawanan Presiden Prabowo untuk merangkul dan membangun harmoni serta kebersamaan", ujar mantan aktivis mahasiswa 98 ini menegaskan.

Lebih lanjut, Guru Besar Bidang Fikih UIN Jakarta ini menjelaskan, bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai para pahlawannya, termasuk para pemimpin negara yang sudah mendarmabaktikan hidupnya untuk bangsa dan negara.

"Hari Pahlawan yang diperingati setiap 10 November adalah untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah mengorbankan jiwa dan raganya untuk kemajuan bangsa. Dalam Islam, diperintahkan untuk mengingat jasa dan kebaikan orang yang telah wafat, terlebih itu adalah pemimpin yang secara nyata telah berjasa dan menanam kebaikan bagi bangsa", tegas Niam.

Presiden Soeharto yang telah memimpin Indonesia puluhan tahun terbukti membawa kemajuan bangsa, demikian juga Gus Dur dan Pak Habibie.

"Masing-masing tentu punya kekurangan. Tetapi kita harus menghargai jasa-jasa dan kebaikan yang telah ditanam bagi bangsa", tegasnya.


Menurut Prof Niam lebih lanjut, sebaiknya tidak boleh menyimpan dendam dan mengungkit keburukannya. Karena menurutnya memang tidak ada orang yang sempurna.

"Sehebat apa pun orang, jika dicari kesalahan dan kelemahannya pasti ada. Namun Islam memerintahkan untuk mengingat kebaikannya dan memendam serta memaafkan kesalahannya", ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menyerahkan 40 nama tokoh yang diusulkan mendapat gelar pahlawan nasional. Beberapa tokoh yang diusulkan di antaranya Presiden ke-2 RI Soeharto, Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), serta aktivis buruh perempuan asal Nganjuk, Marsinah.

Selain ketiga nama tersebut, turut diusulkan sejumlah tokoh lain seperti Syaikhona Muhammad Kholil (ulama asal Bangkalan, Madura), KH Bisri Syansuri (mantan Rais Aam PBNU), KH Muhammad Yusuf Hasyim (Tebuireng, Jombang), Jenderal TNI (Purn) M. Jusuf (Sulawesi Selatan), dan Jenderal TNI (Purn) Ali Sadikin (Jakarta).

(yoa/yoa)
Tonton juga video berikut:

ARTIKEL TERKAIT

snap logo
SNAP! adalah kanal video vertikal yang menyajikan konten infotainment singkat, cepat, dan visual. SNAP! menghadirkan cuplikan selebriti, tren viral, hingga highlight interview.
LEBIH LANJUT
Loading
Loading
BACA JUGA
UPCOMING EVENTS Lebih lanjut
detikNetwork
VIDEO
TERKAIT
Loading
POPULER