Waspada, Dehidrasi Saat Lari Ternyata Bisa Picu Stroke

Berlari merupakan kegiatan olahraga yang belakangan tengah menjadi tren di masyarakat.
Tidak sedikit pelari-pelari baru yang mengikuti berbagai kegiatan lari, seperti fun run 5k, 10k, hingga marathon.
Lantaran menjadi tren, tak banyak pelari yang teredukasi dengan baik mengenai hal-hal seputar lari, termasuk risiko dehidrasi ketika lari dan membahayakan.
Diketahui, dehidrasi karena lari bisa menyebabkan berbagai penyakit berbahaya, salah satunya adalah stroke. Penyakit stroke akibat dehidrasi ini pernah dialami oleh Nala (42).
Dalam pengalamannya yang dibagikan dalam acara Isoplus Run yang digelar di kawasan PIK 2, Minggu (5/10), Nala mengaku pernah mengalami stroke ringan ketika mempersiapkan lari marathon pada 2023 silam.
"Sudah MRI, CT Scan segala macam, sebenarnya nggak ada penyumbatan. Semua itu pure karena saya dehidrasi," cerita Nala.
Ketika itu, Nala melakukan latihan intensif dan abai terhadap dehidrasi yang dialami serta tanda-tanda yang diberikan tubuhnya. Akibatnya, ia harus dilarikan ke rumah sakit dan rehat dari kegiatan lari.
Beruntung, Nala bisa melewati masa pemulihan dengan baik dan mulai kembali berlari dalam acara Isoplus Run ini dengan kategori 5k.
Lalu, bagaimana dehidrasi bisa memberikan dampak buruk hingga terjadi stroke ringan?
Baca Juga : 6 Jenis Olahraga yang Dianjurkan Nabi Muhammad
|
Dehidrasi berdampak buruk pada kondisi pasien yang sudah terkena stroke, membuat pemulihan lebih sulit dan meningkatkan risiko kerusakan neurologis.
Dikutip dari UT Southwestern Medical Center, setiap orang perlu tetap terhidrasi saat cuaca panas, termasuk setelah berlari, terutama mereka yang memiliki kondisi kesehatan yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah atau mereka yang mungkin belum terdiagnosis penyakit pembuluh darah tetapi mengalami gejala parah saat cuaca panas.
Dehidrasi menciptakan ketidakseimbangan dalam tubuh dan otak dalam beberapa cara, di antaranya berkeringat lebih banyak , kehilangan cairan dan elektrolit, dan volume darah menurun.
Darah kita terdiri dari sel dan cairan (plasma). Ketika tubuh kekurangan cairan, otak akan kesulitan mempertahankan volume yang cukup untuk memasok oksigen dan nutrisi lainnya. Hal ini menjadi semakin sulit jika pembuluh darah yang memasok otak menyempit.
Tekanan darah juga menurun ketika jantung memiliki lebih sedikit darah yang harus dipompa. Ketidakseimbangan cairan ini dapat menyebabkan stroke jika area otak tertentu tidak mendapatkan aliran darah yang memadai. Dehidrasi umum terjadi pada pasien stroke dan dapat dikaitkan dengan kondisi yang lebih buruk.
Dehidrasi parah merupakan risiko kesehatan bagi semua orang. Jika Anda pernah mengalami stroke atau memiliki kondisi yang menyempitkan pembuluh darah atau menghambat aliran darah, sangat penting untuk tetap terhidrasi.
(dia/fik)
Mengenal '2-4-2' Aturan Minum Air Putih yang Aman Saat Puasa Ramadan
Kamis, 28 Mar 2024 17:00 WIB
Penggerak Kebaikan Tingkatkan Nilai Spiritual hingga Edukasi Halal Lifestyle
Kamis, 28 Mar 2024 03:30 WIB
Golongan Darah Ini Disebut Paling Berisiko Terserang Stroke di Usia Muda
Selasa, 06 Sep 2022 20:30 WIB
Fakta Hutan Batu Berbentuk Jarum hingga Warna Dominan di Alam Semesta
Jumat, 24 Jun 2022 10:13 WIB
TERKAIT