Benarkah Palestina dan Israel Termasuk Konflik Agama? Quraish Shihab Beri Penjelasan

Konflik antara Palestina dan Israel masih terus berlanjut hingga saat ini.
Pada serangan terakhir yang dilancarkan oleh Israel ke Rafah pada Minggu (26/5), ada 45 orang yang dilaporkan tewas, dikutip dari Al Jazeera pada Selasa (4/6).
Serangan Israel tersebut telah menghancurkan kamp pengungsian warga Palestina.
Bahkan, Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno Marsudi, menyebutkan bahwa keadaan di Palestina semakin memburuk dari waktu ke waktu akibat serangan Israel, seperti dilansir pada Selasa (4/6).
Meski begitu, pemerintah Indonesia tetap memberikan bantuan kemanusiaan serta memperjuangkan kemerdekaan Palestina melalui jalur diplomasi di PBB.
Konflik tak berujung Palestina-Israel kerap disebut-sebut sebagai konflik antaragama. Namun, benarkah demikian?
Simak penjelasan Prof. Quraish Shihab berikut ini.
Penjelasan Prof. Quraish Shihab
Cendekiawan Muslim Indonesia, Prof. Quraish Shihab, meluruskan kesalahpahaman masyarakat terkait konflik agama antara Palestina dan Israel.
Quraish Shihab mengatakan bahwa konflik Palestina-Israel adalah konflik politik dan perebutan tanah atau penjajahan.
"Namun, inti dari konflik ini bukanlah agama. Kita menghormati orang-orang Yahudi di berbagai negara, seperti Yaman, Mesir, dan Maroko, yang hidup dengan aman dan berdampingan dengan komunitas Muslim. Jadi, jelas bahwa isu ini bukan tentang agama," jelas Quraish Shihab pada diskusi Peran Kita dalam Mendukung Palestina dilansir dari laman Bincang Syariah.
Secara tegas, Menteri Agama Indonesia ke-16 ini mengatakan bahwa konflik Palestina-Israel tidak bisa disebut sebagai konflik agama atau terorisme karena konflik tersebut berkaitan dengan klaim sejarah dan kekuasaan.
Israel memiliki misi untuk mengembalikan masa kejayaan mereka di masa lalu dengan menggunakan ambisi politik.
Jika konflik Palestina-Israel hanya dilihat dari sisi agama saja, maka konflik akan semakin memburuk ke depannya.
Penggiringan Konflik Agama oleh Israel
Prof. Quraish Shihab berpendapat bahwa Israel kerap menggiring konflik Palestina-Israel sebagai konflik agama.
Hal tersebut dikarenakan ambisi besar Israel untuk mempertahankan wilayah yang telah dikuasai.
Bahkan, Israel masih ingin terus memperbesar wilayah kekuasaannya.
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) sebelumnya telah mengajukan Two-state solution, solusi yang ditawarkan untuk menyelesaikan konflik Palestina-Israel dengan cara mengakui keberadaan negara satu sama lain. Namun, Israel menolak solusi tersebut.
"Meskipun banyak negara Arab mendukung solusi dua negara, Israel tetap menolak keputusan ini. Hal ini mencerminkan ambisi mereka untuk kembali ke zaman King Sulaiman, di mana mereka menguasai sebagian besar wilayah di Timur Tengah. Sikap ini menunjukkan bahwa tujuan Israel bukan hanya mempertahankan wilayah yang sudah mereka kuasai, tetapi juga mencaplok lebih banyak lagi," jelas Quraish Shihab.
Pengakuan Palestina sebagai Negara di PBB
Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno Marsudi, mengatakan bahwa ada 144 dari 193 negara di PBB yang telah mengakui Palestina.
Namun, masih tersisa 49 negara lagi yang belum mengakui kedaulatan Palestina, yang mayoritas adalah negara barat.
Indonesia akan terus memperjuangkan status Palestina di PBB melalui Majelis Umum dan Dewan Keamanan PBB.
(Nastiti Swasiwi Nurfiranti/fik)
Pendapat Quraish Shihab soal Jilbab dalam Surat Al-Ahzab Ayat 59
Kamis, 18 Jul 2024 15:30 WIB
Isi Ceramah Quraish Shihab tentang Larangan Pilih Ustaz yang Suka Memaki
Minggu, 09 Jun 2024 10:00 WIB
Pendapat Quraish Shihab soal Hukum Ucapkan Salam Lintas Agama yang Beda dari MUI
Rabu, 05 Jun 2024 13:15 WIB
Ini Awal Mula Pendudukan Israel di Palestina Menurut Quraish Shihab
Selasa, 21 Nov 2023 17:15 WIBTERKAIT