10 Puisi Hari Buruh yang Singkat dan Penuh Makna Bijak

Nastiti Swasiwi Nurfiranti | Insertlive
Rabu, 01 May 2024 09:30 WIB
Serikat buruh menggelar demo buruh hari ini, 1 Mei 2023 untuk memperingati Hari Buruh. Kegiatan tersebut dilaksanakan di sejumlah titik DKI Jakarta. 10 Puisi Hari Buruh yang Singkat dan Penuh Makna Bijak (Foto: Ilustrasi: Kiagoos Auliansyah)
Jakarta, Insertlive -

Hari Buruh atau May Day diperingati setiap tanggal 1 Mei.

Peringatan ini bertujuan menghormati kontribusi dan prestasi pekerja serta gerakan buruh.

Ada banyak cara untuk menyambut Hari Buruh, salah satunya dengan berpuisi.

ADVERTISEMENT

Sebagai inspirasi, Insertlive telah merangkum 10 puisi tentang Hari Buruh yang singkat dan penuh makna.

1. Contoh Puisi 1

Satu Mimpi Satu Barisan

Karya: Widji Thukul

Di lembang ada kawan Sofyan
jualan bakso kini karena dipecat perusahaan
karena mogok karena ingin perbaikan
karena upa ya upah

Di Ciroyom ada kawan Sodiyah
si lakinya terbaring di amben kontrakan
buruh pabrik teh
terbaring pucet dihantam tipes
ya dihantam tipes
juga ada Neni
kawn Bariyah
bekas buruh pabrik kaos kaki
kini jadi buruh di perusahaan lagi
dia dipecat ya dia dipecat
kesalahannya : karena menolak
diperlakukan sewenang-wenang

Di cimahi ada kawan udin buruh sablon
kemarin kami datang dia bilang
umpama dironsen pasti nampak
isu dadaku ini pasti rusak
karena amoniak ya amoniak


Di cigugur ada kawan siti
punya cerita harus lembur sampai pagi
pulang lunglai lemes ngantuk letih
membungkuk 24 jam
ya 24 jam

2. Contoh Puisi 2

Isyarat

Karya: Widji Thukul

Peringatan Jika rakyat pergi Ketika penguasa pidato
Kita harus hati-hati Barangkali mereka putus asa
Kalau rakyat bersembunyi Dan berbisik-bisik

Ketika membicarakan masalahnya sendiri
Penguasa harus waspada dan belajar mendengar
Bila rakyat berani mengeluh Itu artinya sudah gawat
Dan bila omongan penguasa Tidak boleh dibantah

Kebenaran pasti terancam Apabila usul ditolak tanpa ditimbang
Suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan
Dituduh subversif dan mengganggu keamanan
Maka hanya ada satu kata: lawan!


3. Contoh Puisi 3

Buruh-buruh

Karya: Widji Thukul

Di batas desa
pagi-pagi
dijemput truk
dihitung seperti pesakitan
diangkut ke pabrik
begitu seterusnya

Mesin terus berputar
pabrik harus bereproduksi
pulang malam
badan loyo
nasi dingin

Bagaimana kalau anak sakit
bagaimana obat
bagaimana dokter
bagaimana rumah sakit
bagaimana uang
bagaimana gaji
bagaimana pabrik? mogok
pecat! mesin tak boleh berhenti
maka mengalirlah tenaga murah
mbak ayu, kakang dari desa


4. Contoh Puisi 4


Kucing, Ikan Asin, dan Aku

Karya: Widji Thukul


Seekor kucing kurus menggondol ikan asin
laukku untuk siang ini aku meloncat
kuraih pisau biar kubacok ia biar mampus


ia tak lari tapi mendongak menatapku
tajam mendadak lunglai tanganku
aku melihat diriku sendiri! lalu kami berbagi

kuberi ia kepalanya (batal nyawa melayang)
aku hidup ia hidup kami sama-sama makan


5. Contoh Puisi 5

Sang Buruh

(Anonim)

Pagi ku terlindas waktu

Seperti mentari tak sabar menunggu

Cumbu rayu angin pada ranting kering

Gelayut manja embun pada dedaun

Pagiku menghilang tertelan

Sejak genderang pabrik berdentang

Peluh bercengkerama dengan mesin

Gairah pengusaha tak terelakkan

Memerkosa kemerdekaan si miskin

Adalah kenikmatan yang kau inginkan

Meski aku lelah berjuang

Tanpa tanda jasa tersematkan

Keuntungan bagimu adalah tujuan

Sedang aku hanyalah perabotan

Tak beda dengan monster produksi Jepang

Yang bergerak saat tombol on kau tekan


6. Contoh Puisi 6

Buruh yang Tangguh

(Anonim)

Kau pikul matahari di pundakmu kawan

Lalu kau ke dalam gubukmu

Agar ada sinar menyinari di dalamnya

Dan di luar sana kau masih mengumpulkan sisa makan pagi

Meleset laju memembus fajar

Pejantan belumlah berkokok

Sesajen telah terhidang dari Sang Dewi

Api dendammu membara

Bagai gunung yang murka

Kau banting tulang, demi mengais asa

Asamu yang tertinggal di gubuk itu

Menapaki hari tak berkeluh- kesah

Meski keringat telah bercucuran membentuk pulau-pulau pengharapanmu

Bahkan di dalam kegelapan pun kau masih paksakan tangan dan kakimu untuk bekerja

Tak pernah mengenal lelah

Bahkan di matamu aku dapat melihat harapan yang begitu besar

Sebab dalam gubuk yang kau bawakan matahari, akan tumbuh benih-benih baru yang kau tanam bersama Sang Dewi

Meski setelah itu kau mati


7. Contoh Puisi 7

Bunga dan Tembok

Karya: Widji Thukul

Seumpama bunga Kami adalah bunga yang tak
Kau hendaki tumbuh Engkau lebih suka membangun
Rumah dan merampas tanah Seumpama bunga
Kami adalah bunga yang tak Kau kehendaki adanya

Engkau lebih suka membangun Jalan raya dan pagar besi
Seumpama bunga Kami adalah bunga yang
Dirontokkan di bumi kami sendiri Jika kami bunga
Engkau adalah tembok itu

Tapi di tubuh tembok itu Telah kami sebar biji-biji
Suatu saat kami akan tumbuh bersama Dengan keyakinan: engkau harus hancur!
Dalam keyakinan kami Di manapun tirani harus tumbang!


8. Contoh Puisi 8

Sajak Suara

Karya: Widji Thukul

sesungguhnya suara itu tak bisa diredam
mulut bisa dibungkam namun siapa mampu menghentikan nyanyian bimbang
dan pertanyaan-pertanyaan dari lidah jiwaku suara-suara itu tak bisa dipenjarakan
di sana bersemayam kemerdekaan apabila engkau memaksa diamaku

siapkan untukmu: pemberontakan! sesungguhnya suara itu bukan perampok
yang ingin merayah hartamu ia ingin bicara mengapa kau kokang senjata
dan gemetar ketika suara-suara itu menuntut keadilan?
sesungguhnya suara itu akan menjadi kata ialah yang mengajari aku bertanya

dan pada akhirnya tidak bisa tidak engkau harus menjawabnya
apabila engkau tetap bertahan aku akan memburumu seperti kutukan


9. Contoh Puisi 9

Tanpa Judul

Karya: Widji Thukul

Kuterima kabar dari kampung rumahku kalian geledah buku-bukuku kalian jarah
tapi aku ucapkan banyak terima kasih karena kalian telah memperkenalkan
sendiri pada anak-anakku kalian telah mengajar anak-anakku membentuk makna kata penindasan
sejak dini

Ini tak diajarkan di sekolahan tapi rezim sekarang ini memperkenalkan kepada semua kita
setiap hari di mana-mana sambil nenteng-nenteng senapan kekejaman kalian adalah bukti pelajaran
yang tidak pernah ditulis Indonesia,


10. Contoh Puisi 10

Edan

Karya: Widji Thukul

sudah dengan cerita mursilah? edan! dia dituduh maling
karena mengumpulkan serpihan kain dia sambung-sambung jadi mukena
untuk sembahyang padahal mukena tak dibawa pulang padahal mukena dia taroh
di tempat kerja edan! sudah diperas dituduh maling pula sudah dengan cerita santi?
edan!

karena istirahat gaji dipotong edan! karena main kartu lima kawannya langsung dipecat majikan
padahal tak pakai wang padahal pas waktu luang edan! kita mah bukan sekrup

(Nastiti Swasiwi Nurfiranti/yoa)
Tonton juga video berikut:
ARTIKEL TERKAIT
Loading
Loading
BACA JUGA
UPCOMING EVENTS Lebih lanjut
detikNetwork
VIDEO
TERKAIT
Loading
POPULER