Benarkah Natal Sama dengan Maulid Nabi? Ini Perbedaannya

Pada 21 November 2018 Mahfud MD sempat menjadi sorotan khalayak ramai. Pasalnya, melalui cuitan X (dulu Twitter) yang merespon seorang netizen, ia mengatakan Maulid dan Natal secara substansial punya arti yang sama yaitu kelahiran seseorang.

Segera setelah itu, pernyataan Mahfud bergulir dan menuai banyak perdebatan pro dan kontra. Polemik tersebut mencuat ke permukaan sampai membuat Majelis Ulama Indonesia turut angkat suara.

Penggunaan dua kata ini secara bergantian menyisakan pertanyaan di benak banyak orang.

Apakah benar boleh menukar dan membolak balik dua kata tersebut? Lalu, bagaimana konteks historis munculnya masing-masing kata itu dan apa pula perbedaannya?

Pengertian Natal

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Natal didefinisikan sebagai (1) kelahiran seseorang atau secara spesifik (2) kelahiran Isa Almasih (Yesus Kristus).

Konteks historis lahirnya kata Natal merujuk pada saat kelahiran anak manusia bernama Yesus Kristus dengan tujuan untuk menebus dosa manusia.

Menurut Abdurrahman Wahid dalam artikelnya yang diterbitkan di laman website NU Online, dalam tradisi kristiani hingga saat ini masih meyakini konsep dosa asal.

Karena itu, kelahiran Yesus dianggap sebagai bentuk penebusan atas dosa asal tersebut.

Pengertian Maulid Nabi

Sementara kata Maulid lahir dalam konteks historis yang berbeda, kata ini digunakan untuk membakar semangat juang kaum muslimin yang pada saat itu tengah berada di perang Salib yang dipimpin oleh Sultan Shalahuddin al-Ayyubi dari Dinasti Mamalik.

Dengan kata lain, semula Maulid dipakai untuk memberikan semangat perlawanan bersenjata. Seiring berjalannya waktu tradisi maulid berkembang dan dirayakan dengan cara yang bermacam-macam.

Secara linguistik, memang Maulid mempunyai arti kelahiran Nabi Muhammad seperti yang tertuang dalam KBBI.

Namun, menyamakan Maulid dengan Natal ternyata kesimpulan yang terlalu menggeneralisir dan cenderung tekstual tanpa mempertimbangkan konteks.

Natal Dalam Al-Quran

Dalam Al Quran ayat yang menyebut terkait hari kelahiran Nabi Isa bisa dilihat pada Surah Maryam ayat 33.

وَالسَّلَامُ عَلَيَّ يَوْمَ وُلِدْتُ وَيَوْمَ أَمُوتُ وَيَوْمَ أُبْعَثُ حَيًّا

"Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari kelahiranku, pada hari wafat, dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali."

Menurut penjelasan para ahli tafsir, "Kedamaian atas diriku pada hari kelahiranku" (al-salamu 'alaiyya yauma wulidtu), jelas-jelas menunjuk kepada ucapan Nabi Isa.

Ayat ini juga yang dijadikan dasar oleh sebagian ulama untuk menghukumi kebolehan mengucapkan Natal pada umat kristiani.

Benarkah Natal dan Maulid Nabi Sama?

Bila dipahami secara general dan tekstual Natal dan Maulid memiliki arti yang sama yaitu hari kelahiran seseorang.

Namun, bila dipahami secara kontekstual dan melacak asal-usul kemunculan kata tersebut ia memiliki perbedaan yang sangat mendasar.

Natal digunakan untuk memperingati hari kelahiran Yesus Kristus yang dianggap sebagai jelmaan anak Tuhan dan simbol penebusan dosa asal di kalangan umat kristiani.

Sementara, Maulid berasal dari inisiatif Sultan Shalahuddin al-Ayyubi untuk mengobarkan semangat perang kaum muslimin di pertempuran pada saat Perang Salib.

Memahami suatu kata memang tak cukup bila dilihat secara kebahasaan saja, itulah kenapa banyak ilmu modern lahir untuk memecahkan persoalan semacam ini.

Di dalam Ilmu logika pembahasan istilah suatu kata masuk pada bab definisi yang baru bisa dipahami jika syarat-syarat tertentu terpenuhi.

Demikian pula dalam ilmu hermeneutika dan semiotika memahami teks perlu mengetahui secara mendalam konteks dan simbol-simbol yang turut mengitarinya.

Demikian penjelasan mengenai Natal dan Maulid Nabi. Mudah-mudahan artikel ini bisa mengurai kebingungan yang menyelimuti teman-teman semua. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan.