5 Pemicu Wabah Penyakit Pencernaan yang Diderita Tentara Israel di Jalur Gaza

Insertlive | Insertlive
Sabtu, 09 Dec 2023 12:30 WIB
Israeli forces secure the area around the family home of Palestinian Hamas member Fadi Abu Shkhaydam before the demolition (HAZEM BADER/AFP) 5 Pemicu Wabah Penyakit Pencernaan yang Diderita Tentara Israel di Jalur Gaza / Foto: HAZEM BADER/AFP
Jakarta, Insertlive -

Puluhan tentara zionis Israel yang melakukan agresi darat di Gaza, Palestina dikabarkan terkena wabah penyakit disentri. Disebutkan banyak dari para tentara IDF itu mengalami sakit perut dan diare.

Tentu saja hal tersebut membuat para pasukan zionis kesulitan di medan peran sehingga memudahkan para pejuang Hamas untuk menghabisi mereka. Tal Brosh, direktur Unit Penyakit Menular di Rumah Sakit Umum Asuta di Ashod mengatakan kondisi ini bisa mengakibatkan para tentara zionis tidak dapat turun ke medan perang.

"Jika infeksi menyebar di antara 10 tentara di unit infanteri, dan mereka mengalami demam dengan suhu tubuh mencapai 40 derajat Celcius, mengalami diare setiap 20 menit, mereka menjadi tidak layak untuk berperang dan membuat diri mereka rentan terhadap bahaya," jelas Tal Brosh.

ADVERTISEMENT

Apakah pemicu wabah penyakit itu menimpa para tentara zionis Israel? Berikut Insertlive rangkum 5 pemicu yang menyebabkan wabah penyakit disentri menimpa tentara IDF.

1. Keracunan Makanan Mengandung Bakteri Shigella

Media Ibrani mengatakan wabah penyakit disentri yang dialami tentara Israel diakibatkan keracunan makanan. Kasus keracunan makanan tersebut disebutkan belum pernah terjadi sebelumnya terhadap para tentara zionis yang bertugas di Gaza, Palestina.

"Diare telah menyebar di antara pasukan pendudukan di selatan dan di daerah berkumpul, dan kemudian di antara tentara yang berperang di Gaza," jelas Tal Brosh.

Kasus infeksi bakteri Shigella, yang menyebabkan radang lambung dan usus ini merupakan penyakit yang sangat serius di kalangan pejuang di Gaza. Infeksi Shigella dapat terjadi melalui kontak langsung antar individu atau melalui makanan yang terkontaminasi.


2. Ketergantungan dengan Makanan Hasil Sumbangan

Ada kabar yang mengatakan lonjakan kasus keracunan makanan terhadap tentara zionis Israel diakibatkan dengan meningkatnya ketergantungan pada sumbangan makanan yang disalurkan. Sumbangan makanan itu diterima oleh pasukan IDF tanpa melalui prosedur pemeriksaan seperti biasa.

Disebutkan, sejak awal peperangan di Jalur Gaza, warga Israel secara konsisten menyumbangkan makanan untuk mendukung tentaranya di medan perang. Namun, kondisi penyimpanan makanan yang tidak memadai dapat memicu berkembang biaknya bakteri Shigella sehingga menyebabkan radang lambung dan usus, serta demam.

"Siapa pun dapat berpartisipasi dalam menyiapkan makanan, mungkin sekelompok pelajar atau organisasi relawan. Tidak ada yang mengawasi penyiapan, pemasakan, atau pengemasan makanan ini, apalagi dikirim ke selatan tanpa alat pendingin," ungkap Brosh, dilansir.

3. Ransum Militer Israel Tidak Layak Dikonsumsi

Asa salah seorang tentara cadangan yang bertugas di pasukan zionis Israel mengatakan ketergantungan terhadap makanan sumbangan diakibatkan ransum militer tidak layak dikonsumsi.

Kondisi kebersihan juga menjadi pemicu munculnya wabah penyakit pencernaan yang diderita tentara zionis Israel.

"Kami rajin mencuci tangan, tapi ini merupakan tantangan di sektor ini. Selain itu, sulit untuk mematuhi kondisi kebersihan dasar di sana," tutur juru bicara militer Israel.

4. Kurangnya Standar Kebersihan di Kalangan Militer Israel

Dalam sebuah pernyataan baru-baru ini, juru bicara militer Israel mengakui merebaknya wabah penyakit di kalangan tentara pendudukan, dan menghubungkan situasi tersebut dengan konsumsi makanan sumbangan. Juru bicara tersebut secara eksplisit menegaskan bahwa masalah kesehatan di kalangan tentara.

5. Wabah Penyakit di Gaza

Wabah penyakit yang terjadi di Gaza bisa diakibatkan karena krisis kebersihan. Seperti diketahui, saat ini di Gaza mengalami krisis air bersih sehingga memungkinkan terjadinya masalah kebersihan.

Tentu saja hal tersebut dapat mengakibatkan meningkatnya wabah penyakit usai perang di Jalur Gaza.

"Konflik dapat menyebabkan lebih banyak kematian akibat penyakit atau dampak kesehatan tidak langsung lainnya dibandingkan akibat cedera akibat trauma," tutur Rebecca Katz, profesor dan direktur Pusat Ilmu Pengetahuan dan Keamanan Kesehatan Global di Universitas Georgetown, dilansir CNN.

"Penyakit menular dan tantangan kesehatan lainnya selalu menjadi perhatian di wilayah konflik. Jika sulit menjaga sanitasi, maka masyarakat berisiko terkena berbagai penyakit lain yang terkait dengan tantangan terkait air minum yang aman dan sistem air limbah yang berfungsi," sambungnya.

(kpr/kpr)
Tonton juga video berikut:
ARTIKEL TERKAIT
Loading
Loading
BACA JUGA
UPCOMING EVENTS Lebih lanjut
detikNetwork
VIDEO
TERKAIT
Loading
POPULER