22 Oktober Hari Santri Nasional, Ini Sejarah dan Sosok Pencetusnya

Rama Zatriya Galih | Insertlive
Jumat, 20 Oct 2023 11:20 WIB
Hari santri Foto: Instagram.com
Jakarta, Insertlive -


Penetapan Hari Santri Nasional (HSN) digunakan sebagai momentum meneladani semangat jihad ke-Indonesiaan para pendahulu kita, semangat kebangsaan, semangat cinta tanah air, semangat rela berkorban untuk bangsa dan negara. Hari Santri ditandai sebagai semangat menyatukan keberagaman, semangat menjadi satu untuk Indonesia.

Sejarah Hari Santri Nasional

22 Oktober dianggap sebagai hari Santri sebagai langkah revolusi melawan kolonialisme Belanda, di mana ketika itu Hadratussyaikh K.H. M. Hasyim Asy'ari mengumandangkan Resolusi Jihad melawan Belanda (NICA) yang hendak kembali menjajah Indonesia.
Resolusi Jihad 22 Oktober 1945 inilah yang dianggap menggelorakan semangat dan menggerakkan perjuangan Santri bersama rakyat secara bahu membahu dipimpin Bung Tomo, yang berpuncak pada perang terbuka mengusir penjajah Belanda pada 10 November di Surabaya sebagai inspirasi lahirnya hari santri.
Dalam pertempuran itu tidak terhitung banyaknya Santri yang gugur sebagai syuhada dalam perjuangan revolusioner mengusir penjajah Belanda yang diawali Resolusi Jihad 22 Okotober 1945 yang berpuncak pada 10 November 1945 yang kemudian diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional.

Hari Santri ditetapkan jatuh pada tanggal 22 Oktober oleh Presiden Jokowi melalui Keppres No. 22 Tahun 2015 yang ditandatangani tanggal 15 Oktober 2015. Berdasar keppres tersebut, pertimbangan ditetapkannya Hari Santri adalah:
a) peran besar ulama dan santri di pondok pesantren dalam perjuangan merebut kemerdekaan Republik Indonesia dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik lndonesia serta mengisi kemerdekaan;
b) untuk mengenang, meneladani, dan melanjutkan peran ulama dan santri dalam membela dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik lndonesia serta berkontribusi dalam pembangunan bangsa;
c) tanggal 22 Oktober tersebut diperingati merujuk pada ditetapkannya seruan resolusi jihad pada tanggal 22 Oktober 1945 oleh para santri dan ulama pondok pesantren dari berbagai penjuru lndonesia yang mewajibkan setiap muslim untuk membela tanah air dan mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik lndonesia dari serangan penjajah

ADVERTISEMENT

Zaeni menyebutkan ada empat maksud utama munculnya Keputusan Tentang Hari Santri. Pertama, hubungan antara Santri dan Nasionalisme dalam sejarah merujuk pada peran serta kontribusi para Kyai dan Santri (pesantren) dalam upaya mempertahankan kemerdekaan atas Belanda (NICA) yang kemudian dituangkan dalam sebuah Resolusi Jihad 22 Oktober 1945 yang disampaikan oleh K.H. Hasyim Asy'ari.
Kedua, bagian dari komunikasi politik. Merujuk pada fakta bahwa Keppres Hari Santri muncul berawal dari proses komunikasi antara Jokowi dan K.H. Thariq Darwis (Malang) ketika masa kampanye. Ketiga, penguatan identitas Santri. Keppers tentang Hari Santri Muncul sebagai sebuah pengakuan identitas terhadap kaum Santri. Keempat, Hari Santri sebagai sebuah simbol umat Islam khususnya Pesantren.

Hari Santri diharapkan mampu memicu semangat serta dedikasi Santri dan Pesantren dalam upaya menciptakan generasi intelektual Agama melalui pendidikan Pesantren, serta kontribusi dalam dalam penyelesaian masalah sosial, politik, ekonomi yang berasaskan nilai-nilai keislaman.

Sosok Pencetus Hari Santri Nasional

Hari Santri lahir dari semangat nasionalisme KH. Hasyim Asy'ari yang sekaligus merupakan salah satu pahlawan nasional serta tokoh agama yang sangat dihormati.
Kiai Hasyim lahir dari pasangan Kiai Asy'ari dan Halimah. Ayahnya, Kiai Asy'ari merupakan pendiri Pesantren Keras di Jombang. Semasa kanak-kanak, Kiai Hasyim tinggal di lingkungan Pesantren Muslim tradisional Gedang.
KH. Hasyim Asy'ari lahir di Tambakrejo, Jombang pada 14 Februari 1871 dan tutup usia pada 25 Juli 1947.

(Rama Zatriya Galih/ANN)
Tonton juga video berikut:
ARTIKEL TERKAIT
Loading
Loading
BACA JUGA
UPCOMING EVENTS Lebih lanjut
detikNetwork
VIDEO
TERKAIT
Loading
POPULER