Bicara Pemimpin Muda, Rea Wiradinata Ungkap Kriteria untuk Negeri

Pengusaha muda, sekaligus influencer Rea Wiradinata menyuarakan harapannya untuk negeri lewat webinar bertajuk Anak Muda Jadi Capres-Cawapres 2024: Waktunya Anak Muda Berkiprah yang diselenggarakan oleh Indonesia Law and Democracy Studies (ILDES), Jumat (15/9).
Seperti yang disebut di atas, sejumlah pihak telah mengajukan gugatan uji materi Pasal 169 huruf q Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu terkait batas usia minimal calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Dalam gugatan itu, Ketua Dewan pimpinan Pusat Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Cheryl Tanzil mengatakan PSI meminta agar batas usia minimal capres-cawapres diturunkan dari 40 tahun menjadi 35 tahun.
Rea sebagai pengusaha muda mengatakan, Indonesia butuh pemimpin (presiden) yang mampu melihat peluang di masa depan, yang melihat sebuah masalah tak hanya semata-mata sebagai tantangan, melainkan peluang untuk membuat negeri lebih maju.
"Sudah saatnya kita dipimpin oleh sosok pemimpin yang memberi generasi muda untuk tumbuh berkontribusi untuk bangsa. Generasi muda lebih melihat pada sosok pemimpin yang penuh dengan ketegasan serta berwibawa. Lebih dari itu, tentu harus memiliki prestasi serta punya kerja nyata dalam mendorong kemajuan bangsa ke depan," kata Rea Wiradinata di webinar.
"Usia tidak bisa selalu menjadi faktor yang menentukan seorang pemimpin, tapi lebih mengedepankan kemampuan dan potensi sebagai poin penting dalam kepemimpinan," lanjut Rea.
Sebelumnya, undang-undang tahun 2003 mengatakan batas usia capres-cawapres adalah 35 tahun, kemudian di tahun 2017 dibuat menjadi 40 tahun dengan alasan yang tak rasional dengan menyebut di bawah itu masih labil (untuk menjadi pemimpin negara).
Rea sebut, justru pemimpin muda itu kreatif dan cenderung menjadikan masalah menjadi motivasi untuk berkembang, tentu hal itu yang dibutuhkan untuk membangun negeri.
Perempuan asal Cianjur menjelaskan kriteria pemimpin muda yang menurutnya tepat untuk membangun negeri.
"Menurut saya pemimpin nasional harus memiliki integritas tinggi dan visioner. Lalu, pemimpin nasional muda harus memiliki tingkat kreativitas yang tinggi dan inovatif, dan adaptif. Pemimpin muda cenderung open minded, maka dari itu mampu memberikan problem solving terhadap masalah yang dihadapi. Anak muda lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan," jelas Rea.
"Kalangan tua sebaiknya sebatas memberi dukungan moril kepada anak-anak muda. Sebaiknya ada kolaborasi antara senior dan anak-anak muda. Generasi muda lebih melihat pada sosok pemimpin yang penuh dengan ketegasan serta berwibawa. Lebih dari itu, tentu harus memiliki prestasi serta punya kerja nyata dalam mendorong kemajuan bangsa ke depan." sambung Rea.
Selain itu, demi memajukan ekonomi Tanah Air, Rea berikan masukan bagi capres dan cawapres yang ingin menggaet pemilih anak muda dan pengusaha muda.
Rea ingin pemerintah bisa memperhatikan masalah pangan karena menyangkut hajat hidup orang banyak dan ketahanan bangsa.
"Petani kita banyak yang menangis karena tak bisa berharap banyak dari sektor pertanian. Bibit, pupuk, alat pertanian dan bahkan hasil panen yang jauh dari harapan. Kami sangat berharap program Food Estate dapat terwujud di kemudian hari," harap Rea.
![]() |
Selain masalah pangan, Rea juga berharap soal kekerasan seksual, kesejahteraan tenaga kerja baik dalam maupun luar negeri, kepemilikan lahan bisa mendapat perhatian yang serius dari pemerintah.
"Di luar negeri, perlindungan terhadap pekerja kita bisa dibilang masih rendah. Banyak kasus-kasus tak enak menimpa para TKI yang sesungguhnya menyumbang pendapatan kepada negara. Di dalam negeri, kita kerap melihat minimnya serapan tenaga kerja lokal dan upah buruh yang rendah hingga terjadi bentrokan antar keduanya. Karena apa? Karena pekerja kita merasa dianaktirikan," ungkap Rea.
Dari sektor UMKM (Usaha Mikro Kecil menengah), Rea sebagai pengusaha muda menawarkan kepada pemerintahan yang terpilih nanti untuk meningkatkan martabat UMKM yang saat ini masih belum menjadi tuan di negeri sendiri.
"Contoh saat ini banyak serbuan produk asing membanjiri pasaran dalam negeri. Sementara para perajin lokal juga bisa menghasilkan produk UMKM yang kualitasnya nggak kalah bagus. Tinggal kita upgrade lagi kemampuan para pedagang kita agar bisa menyesuaikan dengan kemajuan teknologi agar bisa memasarkan produknya di marketplace," jelas Rea.
(iva/kpr)
Marak TikTok Shop, Nagita Slavina Gencar Bantu UMKM Berkembang
Minggu, 24 Sep 2023 13:15 WIB
Datang ke Pasar Tanah Abang, Ayu Ting Ting: Semoga Makin Ramai
Jumat, 22 Sep 2023 14:45 WIB
Punya Toko di Tanah Abang, Haji Faisal Ikut Kena Imbas Artis Jualan Online
Kamis, 21 Sep 2023 14:00 WIBTERKAIT