Daftar Mitos Rebo Wekasan yang Masih Banyak Dipercayai Masyarakat

Amatullah Luthfiyah | Insertlive
Rabu, 13 Sep 2023 21:15 WIB
Warga Desa Suci, Kecamatan Manyar menggelar tradisi Rebo Wekasan. Tradisi ini turun-temurun sejak zaman Sunan Giri. Daftar Mitos Rebo Wekasan yang Masih Banyak Dipercayai Masyarakat (Foto: Jemmi Purwodianto/detikJatim)
Jakarta, Insertlive -

Bagi masyarakat Indonesia pasti sudah tidak asing dengan Rebo Wekasan. Rebo wekasan adalah perayaan Rabu terakhir bulan Safar yang masih dilakukan umat muslim di beberapa daerah di Indonesia.

Namun ada beberapa mitos rebo wekasan yang masih juga dipercayai beberapa masyarakat. Pada tahun ini rebo wekasan jatuh pada Rabu 27 Safar 1445 tepat pada tanggal 13 September 2023.

Asal Usul Rebo Wekasan

Rebo wekasan adalah tradisi Rabu terakhir pada bulan Safar dalam kalender Islam atau hijriah. Bulan safar dianggap sebagai bulan yang tidak baik atau dihindar dari beberapa masyarakat.

ADVERTISEMENT

Rebo wekasan dirayakan oleh beberapa masyarakat Indonesia. Rebo wekasan dipercayai sebagai hari pertama Nabi Muhammad SAW sakit hingga beliau meninggal dunia. Awal tradisi rebo wekasan ini dilakukan pada masa dakwah dari Wali Songo, banyak ulama mengungkapkan bahwa pada bulan Safar, Allah SWT menurunkan 500 lebih macam penyakit.

Untuk menghindari hal tersebut para ulama melakukan ibadah sebanyak-banyaknya dan berdoa untuk meminta Allah SWT agar menjauhkan diri dari segala penyakit dan musibah yang diturunkan. Tradisi rebo wekasan tentunya dilakukan untuk menghindari hal tersebut.

Tradisi Rebo Wekasan

Tradisi rebo wekasan umumnya dilakukan dengan menjalani shalat dan berdoa. Hal ini untuk memohon keselamatan dari berbagai bencana dan juga penyakit. Masyarakat juga memohon agar terhindar dari berbagai mitos rebo wekasan yang mungkin terjadi.

Tradisi rebo wekasan yang masih dilakukan pada malam Rebo Wekasan seperti berikut:

1. Shalat Tolak Bala


Tradisi pertama ada shalat tolak bala yang dilakukan dengan mengerjakan shalat empat rakaat atau istilah dengan shalat sunnah lidaf'il. Shalat sunah untuk menolak bala yang dikerjakan pada waktu dhuha.

Setiap rakaatnya membaca surah AL-Fatihah dan diikuti dengan surah Al-Kautsar 17 kali, SUrah Al-Ikhlas 50, Al-Mu'awwidzatain (Surah Al-FAlaq dan surah An-Nas) masing-masing 1 kali dan dilanjutkan dengan berdoa.

2. Selamatan

Pada saat rebo wekasan, ada beberapa ritual yang dilakukan masyarakat sesuai dengan kepercayaan pada masing-masing daerah. Beberapa masyarakat menggelar selamatan tumpeng di tempat yang dikeramatkan dan sebagainya.

3. Puasa

Insertizen bagi beberapa masyarakat yang meyakini rebo wekasan adalah hari kesialan, akan melakukan ritual dengan berpuasa tiga hari. Puasa yang dilakukan pun tidak jauh berbeda dengan puasa umumnya, membaca niat puasa, sahur dan berbuka saat maghrib.

Mitos Rebo Wekasan

Namun ada beberapa mitos rebo wekasan yang masih dipercayai masyarakat di Indonesia. Mitos adalah suatu cerita pahlawan dan dewa zaman dahulu yang mengandung penafsiran tentang asal-usul semesta alam, manusia, yang memiliki arti mendalam yang diungkapkan dengan cara gaib.

Berikut adalah beberapa mitos rebo wekasan yang masih dipercaya masyarakat Indonesia:

1. Larangan Menikah

Mitos rebo wekasan pertama adalah larangan menikah. Masyarakat percaya jika melakukan pernikahan Rebo Wekasan diyakini tidak akan berlangsung lama dan akan berakhir dengan perceraian. Mitos rebo wekasan ini banyak dipercayai masyarakat dan sangat dihindari oleh masyarakat.

2. Dilarang Keluar Rumah

Mitos rebo wekasan kedua ialah dilarang untuk pergi keluar rumah saat rebo wekasan. Dalam kepercayaan masyarakat Arab kuni, mitos rebo wekasan ini dianggap sebagai hari diturunnya bala musibah untuk setahun (Rebo Wekasan). Hingga untuk menghindarinya dianjutkan untuk mengingat Allah dan banyak beristighfar dan dilarang bepergian jauh kecuali ada keperluan yang mendesak.

(Amatullah Luthfiyah)
Tonton juga video berikut:
ARTIKEL TERKAIT
Loading
Loading
BACA JUGA
UPCOMING EVENTS Lebih lanjut
detikNetwork
VIDEO
TERKAIT
Loading
POPULER