Tulisan Arab-Latin Husnul Khotimah yang Benar dalam Islam

Perbedaan khusnul khotimah dengan husnul khotimah wajib dipahami terutama umat Islam. Karena arti dari keduanya itu berbeda dan sangat bertolak belakang.
Masih banyak dijumpai penggunaan kata khusnul khotimah ketika mendoakan orang yang telah meninggal. Doa yang dikira baik malah memiliki arti yang sebaliknya, padahal niat dari kita yang mendoakan itu baik.
Oleh karena itu, jangan sampai memberikan doa yang buruk akibat ketidaktahuan arti atau makna dari kedua kata tersebut.
Dalam bahasa Arab, beda satu huruf atau salah dalam bacaan saja sudah merubah makna dari yang seharusnya.
Agar kamu tidak salah lagi dalam mengucapkan atau menuliskan doa untuk orang yang sudah meninggal, maka mari kita simak penjelasan di bawah ini mengenai tulisan Arab-Latin husnul khotimah yang benar dalam Islam beserta arti kata tersebut.
Arti Khusnul Khotimah dan Husnul Khotimah
Arti khusnul khotimah sering kali diasumsikan sebagai doa untuk orang yang sudah meninggal dalam keadaan baik. Padahal, itu tidaklah benar. Khusnul khotimah sendiri memiliki arti yang buruk, sedangkan husnul khotimah memiliki arti sebuah akhir yang baik dengan kata lain meninggal dengan baik dan diridai Allah Swt.
Jadi, kata khusnul khotimah memiliki arti sebuah akhir yang buruk, sedangkan husnul khotimah memiliki arti yang baik. Jika ingin mendoakan seseorang yang sudah meninggal, hendaknya kita mengucapkan husnul khotimah, bukan khusnul khotimah.
Kesalahan karena satu kata saja bisa berakibat fatal, di mana arti dalam bahasa Indonesianya untuk khusnul khotimah, yaitu "semoga berakhir dalam keadaan buruk atau hina".
Tulisan Arab-Latin Husnul Khotimah yang Benar dalam Islam
Dalam bahasa Arab ditulis dengan حسن الخاتمة. Huruf ح ditulis H. Sehingga tulisan حسن الخاتمة dibaca dalam Latin: husnul khatimah, yang artinya, akhir yang baik.
Adapun kalimat حسن الخاتمة yang dalam Latin ditulis khusnul khotimah artinya adalah akhir yang hina. Dalam kata di atas diawali dengan huruf خ ditulis Kha, arti dari kata ini merujuk pada Ibnul Arabi saat mengartikan akhsana ar-Rajulu (أخسن الرجل) yang maknanya, terhina atau sangat buruk setelah perkasa.
Cara Seorang Muslim Meninggal Secara Husnul Khotimah
Setiap umat Muslim pastinya sangat mendambakan meninggal dalam keadaan baik, Allah Swt sudah memperingatkan umat Muslim untuk mempersiapkan diri dengan sebaik mungkin, sebagaimana dalam firman Allah Swt pada QS. Al-Hashr ayat 18.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَلۡتَنظُرۡ نَفۡسٞ مَّا قَدَّمَتۡ لِغَدٖۖ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرُۢ بِمَا تَعۡمَلُونَ ١٨
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."
Berikut ini cara seorang Muslim meninggal secara husnul khotimah, berdasarkan Imam Sufyan Al-Tsauri:
- Menjaga iman dan ketakwaan secara istiqomah kepada Allah Swt.
- Berusaha memperbaiki diri baik lahir maupun batin.
- Senantiasa berdoa kepada Allah Swt agar diwafatkan dalam keadaan beriman.
- Selalu berdzikir kepada Allah dalam setiap keadaan.
Sedangkan jika seorang Muslim meninggal dalam keadaan khusnul khotimah itu sebab karena dirinyalah yang memilih diwafatkan dalam keadaan tersebut. sebagaimana Imam Suyuthi dalam Syarh As-Sudur mengungkapkan, bahwa penyebab seorang Muslim meninggal dalam keadaan khusnul khotimah (meninggal dalam keadaan dihinakan) yaitu:
- Selalu menyepelekan kewajiban sholat lima waktu.
- Mabuk-mabukan (minum khamar).
- Durhaka kepada orang tua.
- Menyakiti saudara seiman.
Itulah arti sesungguhnya dari kata khusnul khotimah dan husnul khotimah, jangan sampai keliru lagi dalam mengucapkan doa untuk orang yang sudah meninggal.
(Risdawati/and)TERKAIT