Hari Valentine, Ternyata Otak Manusia Tak Mengenal Cinta Pandangan Pertama

Insertlive | Insertlive
Selasa, 14 Feb 2023 21:15 WIB
Ilustrasi lambang cinta atau jantung Foto: Getty Images/Eoneren
Jakarta, Insertlive -

Pada Hari Kasih Sayang atau Hari Valentine yang jatuh setiap 14 Februari, sebagian orang merayakannya untuk mengungkapkan rasa cinta kepada orang terkasih.

Cinta sendiri mempunyai definisi yang beragam. Menurut sains, gelombang otak dua orang yang sedang jatuh cinta lebih sejalan ketimbang dengan orang lain.

Oksitosin atau 'hormon cinta' mungkin menjadi penyebab gelombang otak mereka sinkron. Oksitosin adalah hormon yang muncul dalam hubungan romansa atau orang tua dan anak.

ADVERTISEMENT

Berbicara soal cinta, apakah cinta pada pandangan pertama benar adanya?

Mengutip laman The Union Democrate, Erin Venza, peneliti dari University of Texas mengatakan bahwa ketika kita bertemu dengan seseorang yang menarik di suatu tempat, otak akan merilis neurotransmitter yang meliputi dopamin dan norepinefrin.

Dopamin merupakan hormon yang menyebabkan perasaan senang, sedangkan norepinefrin adalah hormon yang berhubungan dengan perasaan bersemangat dan waspada.

Venza mengungkapkan fakta mengejutkan bahwa otak manusia tidak mengenal cinta pandangan pertama, dan tidak ada sanyawa pada otak yang mendukungnya.

Namun, ketertarikan fisik awal dapat menyebabkan bias di otak kita yang disebut "halo effect".

Halo effect dapat membuat seseorang mencintai segalanya tentang orang yang dia suka, bahkan ketika mereka belum sepenuhnya saling mengenal.


"Ketika kamu memiliki ketertarikan pada seseorang dan kamu berbunga-bunga, kamu akan lebih cenderung melihat semua yang mereka lakukan dengan cara yang lebih positif," kata Venza.

Happy couple listening song in the morning at bedroomHappy couple listening song in the morning at bedroom/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Jcomp

Faktanya, cinta akan tumbuh seiring dengan berjalannya waktu ketika dua insan saling mengenal satu sama lain.

Rasa cinta akan hadir ketika dua manusia sudah saling terhubung dan menemukan kesamaan yang menyatukan mereka.

Menurut Venza, kecocokan antarpasangan didorong oleh perilaku mereka, seperti cara pasangan berkomunikasi dan bekerja satu sama lain.

(KHS/and)
Tonton juga video berikut:
ARTIKEL TERKAIT
Loading
Loading
BACA JUGA
UPCOMING EVENTS Lebih lanjut
detikNetwork
VIDEO
TERKAIT
Loading
POPULER