Kerokan dari Sisi Medis, Bahaya atau Tidak?

Bagi sebagian masyarakat Indonesia, kerokan merupakan salah satu terapi alternatif tradisional yang menggunakan alat khusus atau koin kemudian digosokkan pada permukaan kulit.
Kerokan dipercaya dapat meringankan keluhan pegal, lemas, dan linu pada badan.
Awalnya, terapi tradisional kerokan ini pertama kali diperkenalkan oleh Tiongkok yang menyebutnya sebagai gua sha.
Bedanya, gua sha dilakukan menggunakan sendok keramik, koin, potongan tanduk kerbau, atau batu giok.
Koin yang digosokkan pada badan hingga membentuk garis-garis atau bintik kemerahan di kulit itu disebut sha dalam istilah pengobatan Tiongkok.
Gesekan bintik merah pada kulit tersebut dalam sisi medis sebenarnya melukai atau memecahkan pembuluh darah yang ada di bawah kulit yang disebut petechiae atau ekimosis.
Namun, secara tradisional, teknik kerokan itu dipercaya bisa memperlancar aliran darah atau energi yang disebut chi.
Selain itu, kerokan juga dipercaya bisa meredakan sumber rasa nyeri dan pegal.
Adapun manfaat nyata kerokan dari sisi medis yang ditelaah secara terbatas ini adalah untuk meredakan sakit kepala, meringankan nyeri leher, mengurangi pembengkakan payudara, mengurangi nyeri punggung bawah, dan mengatasi sindrom perimenopause (waktu sebelum terjadinya menopause).
Secara umum, kerokan bisa dianggap sebagai terapi yang aman dilakukan terutama untuk keluhan ringan, seperti pegal, nyeri otot, dan sakit kepala.
Namun, yang perlu diperhatikan adalah kebersihan alat kerokan agar tidak terjadi infeksi pada kulit.
(dis/dis)TERKAIT