Home Lifestyle Berita Fashion and Beauty

Taliban Kini Mulai Atur Cara Berpakaian Wanita di Afghanistan, Ini Alasannya

Insertlive | Insertlive
Senin, 09 May 2022 21:40 WIB
Taliban Kini Mulai Atur Cara Berpakaian Wanita di Afghanistan, Ini Alasannya / Foto: Instagram/meysam_gb
Jakarta, Insertlive -

Kelompok Taliban sudah mengambil alih kekuasaan pemerintah di Afghanistan sejak Agustus 2021.

Taliban pun langsung memberlakukan berbagai kebijakan di negara beribu kota Kabul tersebut.

Salah satu kebijakan terbaru yang mulai diberlakukan Taliban terkait penampilan wanita di muka umum.


Taliban mewajibkan para wanita di Afghanistan untuk memakai pakaian yang menutup seluruh tubuh dari ujung kepala hingga kaki.

Hal ini disampaikan oleh Akif Muhajir selaku Juru Bicara Kementerian Urusan Promosi Kebajikan & Pencegahan Kejahatan.

"Perempuan yang tidak terlalu tua atau muda wajib menutup wajah mereka, kecuali mata, sesuai arahan syariah, demi hindari provokasi ketika jumpai pria yang bukan mahramnya," ungkap Akif Muhajir dikutip dari VOA Indonesia pada Senin (9/5).

Selain itu, para wanita di Afghanistan juga dianjurkan untuk tidak keluar rumah bila tak ada keperluan.

Pihak Taliban lantas menyarankan para wanita di Afghanistan untuk memakai Chadari atau pakaian tradisional Afghanistan yang khas berwarna biru dan menutup seluruh tubuh saat hendak keluar rumah.

"Tidak keluar rumah tanpa alasan adalah bentuk hijab yang utama dan terbaik," lanjut Akif Muhajir.

Para wanita atau pihak keluarga yang melanggar kebijakan tersebut akan mendapat sanksi.

Ayah atau wali dari wanita yang melanggar kebijakan tersebut akan dipanggil hingga dipenjara.

Wanita berstatus sebagai pegawai negeri dan melanggar kebijakan itu juga terancam dipecat.

Bahkan, pria berstatus sebagai pegawai pemerintahan yang istri atau anaknya melanggar kebijakan tersebut juga akan mendapatkan sanksi skors.

Tentu saja banyak pihak yang langsung melayangkan kritikan dan kecaman terkait kebijakan baru Taliban tersebut.

Banyak yang merasa bahwa kebijakan Taliban ini justru mengancam kebebasan di Afghanistan.

Namun, ada juga sebagian yang mau tak mau tunduk dengan kebijakan tersebut karena tak ingin keluarga jadi kena hukuman.

"Chadari bukan hijab Islam atau budaya Islam Afghanistan, tapi hijabnya Taliban, dan sebagai perempuan, saya tak terima perintah semacam ini," ungkap aktivis Zarifa Yaqoubi.

"Saya putuskan memakai hijab yang menutup seluruh tubuh, karena saya tak ingin pria di keluarga saya dihukum atau dipermalukan," kata Laila Sahar selaku mantan pekerja LSM.

Meski begitu, tak sedikit pihak yang juga menyetujui kebijakan baru dari Taliban tersebut.

"Jika perempuan Afghanistan di rumah itu urusan pribadi, tapi jika mereka pergi ke kota untuk belanja, kerja, atau mengajar ya baiknya pakai hijab," ujar Bakhat Mohammad salah satu warga di Afghanistan.

"Melarang perempuan berpergian antar provinsi tanpa mahram itu bagus, tapi mustahil untuk memaksa menutup wajah mereka, apapun yang dipaksa itu tidak mungkin," ungkap pedagang hijab bernama Aluddin.

(ikh/ikh)

VIDEO TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
FOTO TERKAIT
POPULER
DETIKNETWORK