Review Drama 'A Shop for Killers', Sajian Aksi Tegang Tapi Punya Alur Rumpang
Drama Korea A Shop for Killers yang tayang di Disney+ Hotstar menayangkan episode terakhir mereka Rabu (7/2).
Drama A Shop for Killers adalah adaptasi dari novel berjudul sama karya Kang Ji Young yang menyuguhkan cerita bergenre aksi petualangan dan misteri.
Drama ini berfokus pada kisah Jeong Ji An (Kim Hye Jun) yang kehilangan orang tuanya sejak kecil. Sang ibunda dibunuh oleh suaminya sendiri, yakni ayah Jeong Ji An. Lalu, sang ayah bunuh diri pada hari pemakaman nenek Jeong Ji An.
Usai kehilangan orang tuanya, Jeong Ji An tinggal bersama pamannya yang bernama Jeong Ji Man (Lee Dong Wook). Sambil mengasuh keponakannya, Jeong Ji Man mengelola sebuah pusat perbelanjaan misterius. Namun, Jeong Ji An tidak mengetahui apapun soal usaha sang paman.
Jeong Ji An pun tumbuh dewasa. Ia memutuskan meninggalkan rumah pamannya dan hidup sendiri setelah lulus sekolah dan mendaftar kuliah.
Suatu hari, Jeong Ji An mendapatkan kabar bahwa pamannya telah meninggal dunia karena bunuh diri. Ia lantas kembali ke rumah pamannya dan mengetahui tentang pusat perbelanjaan milik sang paman.
Hidup Jeong Ji An pun berubah drastis usai terjadi hal-hal misterius, seperti tembakan dan drone pembunuhan.
Sajikan Adegan Aksi Menegangkan dengan Akting Pemain yang Memukau
Sebagai drama aksi, A Shop for Killers tak perlu diragukan lagi soal adegan perkelahian atau tembak-menembak.
Sepanjang delapan episode yang dimilikinya, drama ini dipenuhi dengan sahut-menyahut tembakan yang membuat penonton tegang.
Adegan laga itu ditunjang dengan keluwesan hampir seluruh pemainnya, di antaranya Lee Dong Wook, Kim Hye Jun, Jo Han Sun, Geum Hannah, hingga Kim Min.
Walau ada beberapa karakter yang dirasa terlalu 'jago', adegan laga drama ini tetap menarik untuk dinantikan.
Alur Rumpang yang Melelahkan di Paruh Akhir
A Shop for Killers pada dasarnya bercerita tentang Jeong Ji An yang berhadapan dengan pasukan bersenjata dan menemukan bunker misterius setelah Jeong Ji Man meninggal.
Namun, drama ini memilih menggunakan alur maju mundur untuk mengisi kekosongan cerita di masa sekarang.
Untuk dua episode pertamanya, drama ini memanfaatkan alur kilas balik tersebut dengan baik untuk memperkenalkan penonton kepada dua karakter utama, Jeong Ji Man dan Jeong Ji An.
Sayangnya, pola alur seperti ini diterapkan untuk seluruh episode yang ada sehingga terasa membosankan, khususnya di paruh akhir cerita.
Paruh akhir A Shop for Killers makin membuat lelah dengan pengulangan adegan yang ada di episode-episode awal dan penjelasan-penjelasan yang terasa tak perlu dilakukan.
Kilas balik ke masa lalu yang muncul pada episode-episode akhir ini juga cukup memutus fokus dan ketegangan yang di bangun di masa sekarang, saat Jeong Ji An melawan pasukan bersenjata.
Sisakan Banyak Pertanyaan Jadi Kode Musim Kedua?
Diangkat dari novel, A Shop for Killers memang disebut punya tiga bagian.
Versi drama yang dirilis Disney+ ini adalah bagian pertama, bagian perkenalan Jeong Ji An dengan pusat perbelanjaan misterius milik Jeong Ji Man.
Di akhir drama, A Shop for Killers seolah memberi kode bahwa cerita akan berlanjut ke musim kedua.
Meski belum diumumkan secara resmi, akhir yang dipenuhi tanda tanya tentang beberapa nasib karakternya ini rasanya memang disengaja sebagai jembatan masuk ke musim selanjutnya.
Terlepas dari beberapa kekurangannya, drama A Shop for Killers masih sangat layak untuk ditonton bagi pencinta drama Korea misteri dan aksi.
Dengan episode yang tak panjang, drama ini bisa jadi hiburan singkat yang cocok untuk menghabiskan waktu libur.
(dia/fik)