Kim Jong Un Sebut K-Pop 'Kanker Ganas' yang Rusak Pemuda Korut

Kim Jong Un pemimpin Korea Utara memang dikenal sangat menentang keberadaan K-Pop. Ia merasa bahwa K-Pop dapat merusak generasi muda Korea Utara.

Pria berusia 37 tahun itu bahkan belum lama ini mengibaratkan K-Pop sebagai 'Kanker Ganas'. Hal ini yang membuat Kim Jong-un berencana untuk menghentikan masuknya pengaruh budaya K-Pop ke negaranya.

Dilansir dari The New York Times, Korut telah menyatakan perang budaya baru untuk menghentikan penyebaran dan pengaruh film Korea Selatan, K-drama dan video K-pop kepada warganya lewat kampanye rahasia anti-KPop. Hal ini pertama kali diketahui dari dokumen internal Republik Rakyat Demokratik Korea yang bocor.

Institut Studi Perdamaian dan Unifikasi Universitas Nasional Seoul melakukan survei terhadap 116 orang yang melarikan diri dari Korea Utara pada 2018 atau 2019. Hasil survei itu menunjukkan bahwa hampir setengah dari orang-orang yang kabur itu mengaku menikmati hiburan K-Pop selama berada di Korut.

Kim Jong Un percaya bahwa K-Pop merupakan budaya anti-sosialis yang bisa melemahkan kepemimpinannya di Korut. Hal ini pula yang membuat Korut mengeluarkan serangkaian undang-undang baru dan meningkatkan hukuman bagi orang-orang yang memiliki atau menonton hiburan Korea Selatan dengan sanksi 5 tahun kerja paksa menjadi 15 tahun di kamp kerja paksa.

"Bagi Kim Jong-un, invasi budaya dari Korea Selatan telah melampaui tingkat yang dapat ditoleransi. Jika ini dibiarkan, dia khawatir rakyatnya akan mulai mempertimbangkan Korea Selatan sebagai alternatif Korea untuk menggantikan Utara," kata Jiro Ishimaru, pemimpin redaksi situs Jepang Asia Press International, yang memantau Korea Utara dilansir dari NYT.