Pandangan Mengejutkan Sutradara Guillermo del Toro tentang Kematian
Sutradara asal Meksiko sekaligus peraih tiga Piala Oscar, Guillermo del Toro, kembali menjadi sorotan setelah menyampaikan pandangan yang tidak biasa mengenai kematian.
Momen itu terjadi saat ia hadir sebagai pembicara dalam diskusi di Festival Film Marrakesh, Maroko, yang awalnya dijadwalkan membahas karya-karya terbarunya.
Namun, suasana forum berubah ketika del Toro justru menyentuh topik eksistensial yang jarang dibahasnya secara publik.
Dalam sesi yang dihadiri jurnalis, sineas muda, hingga mahasiswa film, del Toro memberikan pertanyaan yang membuat ruangan seketika hening.
Ia mempertanyakan alasan manusia ingin hidup lebih lama saat menghadapi kenyataan bahwa kehidupan sering kali membawa beban dan masalah.
Setelah memberikan pengantar panjang tentang perspektifnya terhadap hidup dan kreativitas, barulah ia menyampaikan pernyataannya secara langsung.
"Mengapa Anda ingin hidup lebih lama?" tanyanya kepada para hadirin yang terdiri dari jurnalis, mahasiswa film, dan pengunjung festival seperti dilansir dari E!, Minggu (7/12).
Ucapan itu kemudian berlanjut dengan penjelasan yang lebih mengejutkan. Del Toro mengaku memiliki pandangan yang berbeda mengenai akhir kehidupan dan menyebut bahwa ia menantikan hari ketika seluruh beban dunia tidak lagi harus ia pikul.
"Saya penggemar berat kematian. Saya pikir kematian itu sangat baik. Saya sungguh menantikannya, karena di hari itulah Anda berkata, 'Besok saya tidak akan punya masalah lagi,'" ujarnya lagi.
Setelah membahas kematian, del Toro kembali membawa diskusi ke ranah perfilman, terutama tentang proyek terbarunya, adaptasi Frankenstein yang tayang di Netflix.
Ia menjelaskan bahwa versinya mengusung tema pengampunan, suatu pendekatan yang menurutnya jarang diangkat dalam ratusan adaptasi sebelumnya.
"Sudah ada lebih dari 100 Frankenstein, dan saya yakin banyak di antaranya bukan tentang itu," katanya.
Del Toro kemudian menguraikan bahwa Frankenstein versi terbarunya menjadi karya yang sangat personal.
Menurutnya, film tersebut menggambarkan perubahan dalam cara ia memahami pengasuhan-transformasi emosional yang ia rasakan sebagai seorang ayah dan manusia.
"Film ini sangat personal, karena ini melibatkan saya sebagai seorang anak sekaligus ayah. Perubahan dalam pengasuhan terjadi sebelum film ini. Itu yang melahirkan beberapa bagian film ini. Saya selama bertahun-tahun merasa seperti anak laki-laki sehingga lupa bahwa saya sudah menjadi orang tua," bebernya.
Frankenstein karya del Toro mendapat sambutan hangat dengan skor kritik 86% dan skor penonton 94% di Rotten Tomatoes.
Film ini dibintangi Oscar Isaac, Jacob Elordi, Mia Goth, serta Christoph Waltz, Lars Mikkelsen, dan Felix Kammerer.
Sebelum dirilis di Netflix, film tersebut tayang perdana di Festival Film Venesia ke-82 dan mendapat pujian sebagai salah satu interpretasi modern terbaik dari kisah klasik itu.
Dengan pengakuannya yang mengejutkan dan film terbarunya yang terus menuai respons positif, del Toro kembali menegaskan posisinya sebagai sineas penuh karakter yang tak pernah berhenti mengeksplorasi sisi terdalam dari hidup dan kemanusiaan.
(ikh/and)