Sindiran Inul Daratista untuk Pejabat yang Hanya Foto-Foto di Lokasi Banjir Aceh
Inul Daratista meluapkan keprihatinan sekaligus kemarahan atas bencana banjir bandang dan tanah longsor yang menghantam Aceh serta sebagian besar wilayah Sumatra sejak akhir November 2025.
Melalui unggahan di Instagram pada Senin (1/12), Inul tak hanya menyampaikan belasungkawa, tetapi juga menegur keras perilaku oknum pejabat dan politisi yang dinilai memanfaatkan situasi darurat untuk pencitraan.
Dalam unggahan tersebut, Inul membagikan ulang video Gubernur Aceh yang sedang menjelaskan kondisi kedaruratan banjir.
Ia mengaku tidak sanggup berkata-kata melihat penderitaan masyarakat yang kehilangan tempat tinggal hingga anggota keluarga.
"Turut berduka cita yang sedalam-dalamnya untuk keluarga kita di Aceh dan bagian Sumatra yang lain, ya Allah... enggak bisa berkata-kata. Dari kemarin-kemarin lihat begini kepikiran, banyak sekali bencana," tulis Inul.
Namun, emosi pelantun Goyang Ngebor itu langsung memuncak ketika menyinggung respons sejumlah pihak yang menurutnya hanya datang untuk memperbaiki citra tanpa memberikan aksi nyata.
"Sedangkan yang lain dengan keadaan begini mulai pada pencitraan semua!! Preeetttlah!!!," kritik Inul dengan nada tajam.
Ibu satu anak tersebut menyebut korupsi dan kesenjangan sosial sebagai akar masalah yang membuat penanganan bencana di Indonesia seperti jalan di tempat.
Inul menilai selama praktik tersebut masih terjadi, masyarakat kecil akan terus menjadi korban.
"Sampai 1000 tahun enggak akan bisa maju. Kemunduran yang terjadi, pada korupsi memperkaya diri. Yang kaya makin kaya, yang miskin sampai ke matek-matekan," tulisnya.
Inul juga menyoroti maraknya pejabat hingga kader partai yang turun ke lokasi sekadar untuk dokumentasi.
Menurutnya, yang dibutuhkan saat ini adalah gerak cepat dan koordinasi jelas dari negara, bukan sesi foto di atas penderitaan warga.
"Mulai banyak yang pencitraan turun lapangan, harusnya langsung action... Dan action dari negara yang harus jadi pencitraan kalau penanganannya gesit. Bukan sosok-sosok partai yang pada foto-foto ampun dah ah!!", tegasnya.
Inul menambahkan bahwa dalam situasi genting seperti ini, prioritas utama adalah meminimalisir kekacauan dan kelaparan, bukan memamerkan rasa iba dalam bentuk foto.
Ia mengaku muak dengan pola lama di mana banyak pihak cepat muncul saat kamera menyala, namun menghilang ketika kondisi memburuk.
"Kalau sudah begini lepas tangan semua. Enggak ada yang mau disalahkan, tapi turun lapangan pada pencitraan, foto-foto sama yang kesusahan, capek deh," tutup Inul.
Bencana hidrometeorologi basah yang melanda Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat sejak akhir November 2025 telah menimbulkan kerusakan besar dan memaksa ribuan warga mengungsi.
Unggahan Inul pun menuai respons luas, dengan banyak warganet yang sepakat bahwa aksi nyata jauh lebih penting daripada tampil di media sosial.
(ikh/fik)