Paris Jackson Gugat Eksekutor Warisan Michael Jackson Terkait Dugaan Salah Kelola
Paris Jackson kembali menjadi sorotan setelah mengajukan gugatan hukum terkait pengelolaan harta peninggalan ayahnya, Michael Jackson.
Perempuan 27 tahun itu menuduh para eksekutor warisan telah menyalahgunakan aset hingga mengantongi puluhan juta dolar, serta gagal mengelola dana warisan secara profesional.
Gugatan tersebut diajukan ke pengadilan Los Angeles dan menandai ketegangan baru antara ahli waris keluarga Jackson dan para pelaksana wasiat yang sudah bekerja sejak sang legenda musik meninggal dunia pada 2009.
Paris, bersama kedua saudaranya-Prince (28) dan Bigi atau sebelumnya Blanket (23), sejatinya merupakan ahli waris resmi dari harta Michael Jackson.
Mereka masih di bawah umur saat King of Pop meninggal, jadi pengelolaan aset diserahkan sepenuhnya kepada para eksekutor, John Branca dan John McClain.
Kini, Paris menilai bahwa proses tersebut tidak berjalan sesuai kepentingan keluarga dan mengklaim adanya penyimpangan serius.
Dalam dokumen pengajuan yang masuk pada 18 November, Paris menuding bahwa ada dana sekitar US$464 juta (Rp7,7 triliun) yang tidak diinvestasikan sebagaimana mestinya.
Ia menilai bahwa hasil investasinya berada di bawah 0,1 persen dan seharusnya bisa menghasilkan keuntungan jauh lebih besar.
Paris menegaskan bahwa apabila dana tersebut dikelola dengan benar, potensi keuntungan yang bisa diperoleh mencapai $41 juta (Rp685 miliar).
Paris juga menyampaikan tuduhan lain yang menyasar langsung dua eksekutor tersebut.
Ia mengklaim bahwa harta warisan ayahnya digunakan sebagai medium bagi John Branca untuk memperkaya dirinya sendiri, alih-alih melayani kepentingan para ahli waris.
"Kendaraan bagi John Branca untuk memperkaya dan membesarkan dirinya sendiri, alih-alih melayani para ahli waris," ujarnya.
Paris menambahkan bahwa keduanya diduga mengantongi lebih dari US$10 juta (Rp167 miliar) pada tahun 2021 sebagai kompensasi, jumlah yang disebut dua kali lipat dari total yang dibagi kepada setiap ahli waris.
Paris juga menduga bahwa total kompensasi yang diterima Branca dan McClain bisa mencapai $148,2 juta (Rp2,47 triliun), angka yang dinilai jauh melebihi proporsi untuk keluarga Jackson.
Selain itu, laporan dari Metro dan People menyebutkan bahwa Paris menuduh kedua eksekutor sengaja menunda laporan keuangan periode 2022-2025.
Dugaannya penundaan tersebut demi menjaga aset tetap terbuka dan memungkinkan mereka melakukan investasi berisiko tinggi tanpa batas waktu.
Salah satu proyek yang disorot adalah keterlibatan Branca sebagai produser eksekutif dalam film biografi Michael, termasuk dugaan pilihannya menempatkan Miles Teller sebagai dirinya sendiri.
Film Michael, yang disutradarai Antoine Fuqua, dijadwalkan rilis April tahun depan. Jaafar Jackson akan memerankan Michael Jackson, sementara Colman Domingo akan berperan sebagai Joe Jackson.
Paris sebelumnya pernah menegaskan bahwa ia tidak terlibat dalam proyek film tersebut.
Menanggapi gugatan itu, juru bicara Paris memberikan pernyataan tegas. Ia menilai bahwa pengajuan Paris bukanlah persoalan sepele, melainkan upaya untuk memastikan transparansi.
"Perintah ini terbatas pada masalah prosedural kecil dan tidak mengubah fakta: pola perilaku yang ditunjukkan oleh pelaksana dan pengacara mereka menimbulkan tanda bahaya yang signifikan, dan Paris akan terus berupaya untuk memastikan keluarganya diperlakukan secara adil," ujarnya.
Di sisi lain, pihak eksekutor membantah tuduhan yang dilayangkan Paris. Metro melaporkan bahwa mereka sebelumnya menolak klaim terkait pemberian hadiah bernilai US$625 ribu (Rp10,4 miliar) kepada sebuah firma hukum.
Mereka menegaskan bahwa hal tersebut tidak benar dan menyebut bahwa Paris telah menerima keuntungan sekitar US$65 juta (Rp1,8 triliun) dari harta warisan ayahnya selama bertahun-tahun.
Di luar masalah hukum, Paris Jackson belakangan ini juga banyak berbicara terbuka mengenai perjuangannya melawan kecanduan narkoba dan masalah kesehatan mental.
Dalam unggahannya, ia bercerita bahwa penggunaan narkoba pernah merusak hidupnya hingga menyebabkan perforasi pada septum hidungnya.
Beberapa waktu lalu, ia juga merayakan lima tahun bebas alkohol dan menyebut kehidupannya kini jauh lebih stabil dibanding masa-masa gelap ketika ia masih mengonsumsi heroin dan alkohol.
Paris juga pernah mengungkap percobaan bunuh diri pada 2017 dan menyampaikan kepada Willow Smith pada 2021 bahwa ia sangat bersyukur itu tidak berhasil karena hidupnya mulai berubah menjadi lebih baik.
(ikh/and)