Sebut Ada Benang Merah di Kasus Ammar Zoni, Eks Staf Ahli Kapolri Soroti Petugas Rutan
Aktor Ammar Zoni dipindahkan ke Lapas Super Maximum Security Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah pada 16 Oktober lalu.
Pemindahan itu dilakukan setelah Ammar diduga terlibat dalam jaringan peredaran narkoba di dalam Rutan Salemba. Ammar masuk ke dalam kategori narapidana berisiko tinggi bersama lima tahanan kasus narkoba lainnya.
Ia menghuni sel bertipe one man one cell atau ruangan khusus yang hanya diisi oleh satu narapidana demi alasan keamanan dan pengawasan ketat.
Padahal mantan suami Irish Bella itu diketahui masih menjalani masa tahanan atas kasus narkoba dan dijadwalkan akan bebas pada Januari 2026 mendatang. Sayang, harapan Ammar untuk menghirup udara bebas sirna setelah terjerat dalam jaringan peredaran narkoba.
Atas kejadian itu, Ricky Sitohang selaku mantan Staf Ahli Kapolri memberikan komentar. Ia menyebut kasus yang melibatkan Ammar Zoni ini bukan perkara yang ringan.
Bahkan disebut ada benang merah dalam kasus tersebut sehingga perlu adanya pemeriksaan menyeluruh dalam sistem pengawasan di dalam rutan. Ricky juga meminta para petugas Rutan Salemba untuk diperiksa dan tidak hanya menyalahkan para pelaku.
"Feeling saya, kalau saya mengatakan ini, pasti ada kaitan benang merahnya. Karena saya juga sangat kaget, ya, sampai diborgol seperti itu, dikawal, kalau tidak salah dengan lima terpidana lainnya," komentar Ricky Sitohang dalam tayangan video di YouTube.
"Berarti di sana, perjalanan peredaran itu memang sudah perlu diteliti. Bukan hanya para pelaku yang ada di sana, tapi juga para petugas yang bertugas di sana. Jangan hanya menyalahkan para pelaku tindak pidananya, tapi kenapa hal itu bisa bocor atau bisa masuk ke dalam tanpa sepengetahuan petugas?," lanjutnya.
Keputusan untuk memindahkan Ammar ke Nusakambangan juga menjadi hal besar. Pasalnya rumah tahanan tersebut sangat terisolir lantaran berada di tengah pulau yang dikelilingi oleh laut.
"Nusakambangan itu bukan rutan biasa, tapi rutan yang terberat-sudah terisolir, berada di tengah pulau dan dikelilingi oleh laut," tuturnya.
"Maksud dan tujuannya adalah untuk memutus mata rantai para pelaku narkoba atau pihak yang kemungkinan terlibat di dalam peredaran narkoba, agar jangan sampai berkelanjutan," sambungnya.
Ricky juga mengungkapkan fakta soal aktivitas peredaran narkoba yang masih bisa dilakukan bahkan di dalam rutan.
"Bagi saya, sebenarnya siapapun pelaku narkoba, siapapun pengedar narkoba, bukan saya tidak manusiawi, tapi para pengedar itu yang lebih tidak manusiawi karena menghancurkan generasi muda," ucapnya.
(agn/agn)