Jimmy Kimmel Enggan Minta Maaf Terkait Monolog Soal Kematian Charlie Kirk
Jimmy Kimmel menegaskan dirinya tidak berencana meminta maaf terkait monolog kontroversial tentang kematian Charlie Kirk.
Ucapan itu memicu gelombang kemarahan hingga membuat program Jimmy Kimmel Live! dihentikan tanpa batas waktu oleh ABC.
Menurut laporan The Hollywood Reporter pada Rabu (17/9), Kimmel sebenarnya telah menyiapkan respons untuk menanggapi reaksi publik.
Dirinya berencana menjelaskan maksud dari monolog yang ia sampaikan pada Senin (15/9) malam, serta bagaimana pernyataannya dianggap keliru oleh sebagian pihak.
Meski begitu, sumber tersebut menekankan bahwa Kimmel tidak memiliki niat untuk meminta maaf.
Bahkan, sehari setelah monolognya ramai diperbincangkan, Kimmel masih tampak santai dengan mengunggah foto bersama sejumlah pembawa acara larut malam lainnya di akun media sosialnya.
Dalam monolognya, Kimmel menyinggung kelompok Make America Great Again (MAGA).
Ia menyebut gerakan tersebut berusaha keras membuktikan bahwa tersangka pembunuhan Charlie Kirk, Tyler Robinson, bukan bagian dari kelompok mereka.
"Kelompok MAGA [sedang] mati-matian berusaha menggambarkan anak yang membunuh Charlie Kirk sebagai orang lain dan melakukan segala cara untuk mendapat skor politik dari hal ini," kata Kimmel dalam monolognya.
"Di tengah saling tuding itu, ada duka," lanjutnya.
Komentar tersebut menyinggung kelompok MAGA yang dikenal erat sebagai basis pendukung Donald Trump.
Pejabat dalam lingkaran Trump pun ikut murka. Ketua Komisi Komunikasi Federal AS (FCC), Brendan Carr, bahkan mengancam akan mencabut lisensi ABC jika tidak bertindak tegas.
Tak lama kemudian, ABC mengumumkan penghentian program itu.
"Jimmy Kimmel Live akan dihentikan tanpa batas waktu," ujar juru bicara ABC.
Charlie Kirk sendiri dikenal sebagai sekutu dekat Trump sekaligus pendiri organisasi konservatif muda, Turning Point USA. Ia tewas ditembak saat menghadiri pidato di sebuah universitas di Utah.
Menurut FBI, tersangka diduga menggunakan sniper dari atap gedung, dengan peluru yang mengenai leher Kirk.
Direktur FBI Kash Patel mengungkapkan bukti DNA menguatkan keterlibatan tersangka.
"DNA dari handuk yang membungkus senjata api, serta DNA di obeng yang ditemukan di lokasi, telah dipastikan cocok dengan tersangka yang sudah kami amankan," ujarnya dalam wawancara dengan Fox News.
(ikh/ikh)