Sosok Ratu Entok, Selebgram Transpuan yang Ditahan usai Suruh Yesus Potong Rambut

Selebgram Ratu Entok resmi ditetapkan sebagai tersangka atas kasus penistaan agama. Ia ditahan setelah videonya viral yang menyuruh Yesus untuk memotong rambut agar tidak menyerupai perempuan.

"Jangan menyerupai perempuan, rambut harus dicukur, hmmm biksu kali ah. Kau cukur, heh, kau cukur rambut kau, ya. Jangan sampai kau menyerupai perempuan, kau cukur, dicukur biar jadi kek bapak dia. Dicukur, kalau laki-laki rambutnya harus botak, dicukur cepak, cukur woi," kata selebgram asal Medan itu di dalam video.

Kabar penangkapan ini dibenarkan oleh Dirsiber Polda Sumut. Mereka menyebut Ratu Entok dijemput paksa dan sudah ditahan dan terancam dipenjara selama lima tahun. Selebgram transgender itu dijerat dengan UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

"Berdasarkan hasil gelar perkara, yang bersangkutan RT ditetapkan sebagai tersangka dan karena potensi ancamannya di atas lima tahun, jadi yang bersangkutan juga dilakukan penahanan terhitung mulai malam ini," beber Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi melansir detikcom pada Rabu (9/10).

"Yang bersangkutan RT sudah dilakukan upaya paksa pada siang tadi. Kemudian dilanjutkan dengan proses pemeriksaan oleh penyidik. (Dijerat) UU 11 Tahun 2008 ITE," lanjutnya.

Sosok dan Tampang Ratu Entok yang Ditahan Usai Suruh Yesus Potong Rambut/ Foto: Instagram

Sosok Ratu Entok

Ratu Talisha atau yang lebih dikenal dengan Ratu Entok diketahui seorang transgender dengan nama asli Irfan Satria Putra.

Melansir beberapa media ia disebut-sebut menjadi transgender pertama yang melakukan operasi di dalam negeri. Ia memiliki bisnis di dunia kecantikan khususnya perawatan kulit. Ia sering membagikan promosi bisnisnya tersebut di akun media sosialnya.

Sosoknya disorot setelah videonya menyuruh Yesus untuk potong rambut viral di media sosial. Ia lalu mendapat banyak komentar pedas dari netizen.

Pada 2023 lalu, Ratu Entok juga pernah disorot gegera membuat komentar tentang perilaku perawat yang mendiskriminasi antara pasien miskin dan kaya.