Sosok Gabriel Attal, PM Baru Prancis yang Larang Abaya hingga Dukung LGBT

Presiden Prancis Emannuel Macron menunjuk Gabriel Attal (34) sebagai perdana menteri baru pada Selasa (9/1).

Keputusan Gabriel Attal menjadi perdana menteri baru itu menambah jejak kariernya di pemerintahan Prancis.

Sebelumnya, Gabriel Attal merupakan menteri pendidikan yang menjadi orang termuda dalam menduduki jabatan tertinggi di Prancis.

Hal ini menyusul pengunduran diri Elisabeth Borne pada Senin (8/1) malam.

Adapun perombakan ini dilakukan menjelang Olimpiade Paris Juli-Agustus.

Selain itu, Prancis juga akan melakukan pemilihan parlemen di mana Macron berisiko kalah di tangan oposisi sayap kanan yang dipimpin oleh Marine Le Pen.

"Saya menunjuk Gabriel Atal sebagai perdana menteri dan menugaskannya untuk membuat pemerintahan baru," bunyi pernyataan presiden, dilansir dari AFP.

"Saya bisa mengandalkan energi dan komitmen Anda untuk itu," sambungnya.

Sebagaimana diketahui, Macron sudah menjadi pemimpin Prancis selama dua periode.

Ia tidak lagi bisa mencalonkan diri dalam pemilihan tahun 2027 mendatang sehingga Gabriel Attal ditunjuk sebagai pengganti dirinya.

Kontroversi Gabriel Attal

Gabriel Attal dikenal warga Prancis saat Covid-19 di mana dirinya menjadi juru bicara pemerintah sehingga mendulang popularitas.

Sang pria berusia 34 tahun itu dikenal sebagai menteri muda yang cerdas dan berwibawa.

Di tengah kepopulerannya, Gabriel Attal menyatakan dirinya sebagai gay setelah bergabung dengan pemerintah di 2018.

"Gabriel Attal secara terbuka menyatakan diri sebagai gay tak lama setelah gabung dalam pemerintahan tahun 2018 di mana ia mengungkap asmaranya dengan Stephane Sejourne," tulis media Politico.

Tak hanya itu, Gabriel Attal mengumumkan pelarangan pemakaian abaya di ruang kelas.

Menurutnya, pakaian tersebut sebagian besar dikenakan umat Islam.

Meski menuai kontroversi, Gabriel Attal aktif mengatasi masalah perundungan di sekolah.