Alasan Utama Gus Miftah Dorong Indonesia Tolak Pengungsi Rohingya

Insertlive | Insertlive
Kamis, 14 Dec 2023 12:45 WIB
Pernikahan Deddy Corbuzier Alasan Utama Gus Miftah Dorong Indonesia Tolak Pengungsi Rohingya / Foto: Audy
Jakarta, Insertlive -

Polemik pengungsi Rohingya yang mencari tempat bermukim di Indonesia menjadi sorotan masyarakat termasuk dari dunia internasional.

Keberadaan pengungsi Rohingya menuai pro dan kontra di masyarakat terutama soal tuntutan pemberian hak kepemilikan tanah.

Dalam sebuah kesempatan, Gus Miftah dan Deddy Corbuzier sempat berbincang mengenai pengungsi Rohingya yang kini mulai ramai di Indonesia terutama wilayah Aceh.

ADVERTISEMENT

Gus Miftah pun menyoroti soal isu bahwa pengungsi Rohingya merupakan korban dari mafia penjualan manusia (human trafficking) internasional.

"Bagi saya kalau sekarang dikatakan bahwa ada kemungkinan besar yang datang eksodus ke Indonesia itu sudah ada perdagangan manusia internasional, makanya ada yang mengatakan itu jadi ilegal kan," kata Gus Miftah di YouTube Close The Door yang dikutip pada Kamis (14/12).

Awalnya, Gus Miftah memang sempat setuju bahwa Indonesia bisa menampung pengungsi Rohingya yang notabene merupakan umat Muslim.

Namun, kini Gus Miftah justru sepakat menolak keberadaan pengungsi Rohingya. Gus Miftah membeberkan alasannya.

"Beda dengan awal dulu Rohingya, ingat nggak dulu ketika kita berbicara Front Pembela Islam (FPI), saya mengatakan yang benar Front Pembela Muslim, karena orang Muslim harus dibela, contohnya Rohingya, itu kita bahas sekian tahun yang lalu," kata Gus Miftah.


"Awal-awalnya aku masih setujulah, tapi ketika ini menjadi perdagangan manusia internasional, saya bilang begini 'Menolak Rohingya bukan berarti benci sesama umat Islam', nanti dulu," sambungnya.

Sebanyak 114 orang diduga imigran Rohingya terdampar di pantai kawasan Kuala Raya, Desa Alue Buya Pasi, Kecamatan Jangka, Bireuen, Aceh, Minggu (6/3/2022) dini hari.Sebanyak 114 orang diduga imigran Rohingya terdampar di pantai kawasan Kuala Raya, Desa Alue Buya Pasi, Kecamatan Jangka, Bireuen, Aceh, Minggu (6/3/2022) dini hari./ Foto: Sebanyak 114 orang diduga imigran Rohingya terdampar di pantai kawasan Kuala Raya, Desa Alue Buya Pasi, Kecamatan Jangka, Bireuen, Aceh. (Foto: Dok. Panglima Laot)

Bukan tanpa alasan yang jelas, Gus Miftah berujar bahwa penolakan tersebut mencuat lantaran sikap sebagian pengungsi Rohingya yang seolah tak tahu diri.

Ibarat peribahasa 'Dikasih hati malah minta jantung', banyak warga Indonesia yang mulai kesal dengan pengungsi Rohingya karena sikap mereka yang kerap membuang-buang makanan donasi.

Gus Miftah lantas mengutip ayat 53 yang ada dalam surat Al-Ahzab mengenai adab seseorang ketika bertamu dan diberi makan.

"Asumsinya sekarang, kalau kita menolak Rohingya seolah-olah kita benci umat Islam. Kemudian, menolak tamu dengan alasan yang jelas dan menghindari mudharat itu dapat diperbolehkan, kita bisa baca dalam surat Al-Ahzab ayat 53, itu ada dasarnya," kata Gus Miftah.

"Dan kita tidak memperlakukan buruk lho, tapi kita menolak tamu dengan alasan yang jelas, dan menghindari mudharat, itu boleh," lanjutnya.

Gus Miftah pun sekali lagi menegaskan bahwa hukum Islam tak pernah melarang orang untuk mengusir tamu yang datang dengan tidak hormat kepada pemilik rumah.

"Ayat tersebut menggambarkan bahwa apabila tamu yang datang dan tidak menerapkan adab, tidak menghormati dan memuliakan pemilik rumah, maka si pemilik rumah memiliki hak untuk menolak kehadiran tamu itu," kata Gus Miftah.

Gus Miftah juga menilai sikap pengungsi Rohingya yang ngelunjak, membuang makanan yang sudah diberikan, hingga mulai meminta hak tanah, adalah hal yang sudah tidak bisa ditolerir.

Pasalnya, Gus Miftah merasa bahwa sikap pengungsi Rohingya ini juga seolah tak menggambarkan umat Muslim yang beradab.

"Sekarang gini, kalau umat Islam ya harus kita bela dong, tapi kadang-kadang cerminannya nggak menggambarkan umat Islam, apakah yang punya adab itu hanya tuan rumah? Tamu juga harus dong," ujar Gus Miftah.

"Jadi memang ada hadist yang bunyinya 'Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia memuliakan tamunya', tapi tamunya juga kayak apa, harus ada adab," lanjutnya.

Di lain hal, Gus Miftah juga menyoroti polemik pengungsi Rohingya yang juga terjadi di Malaysia. Para pengungsi tersebut juga mulai meminta hak kepemilikan tanah di negeri Jiran.

Hal tersebut yang membuat Gus Miftah sepakat bahwa Indonesia memang perlu menolak keberadaan pengungsi Rohingya.

Bukan tanpa alasan, Gus Miftah merasa masih banyak rakyat Indonesia yang miskin dan kesulitan makan hingga saat ini.

"Kalau dulu awal-awal saya dukung tampung Rohingya itu, tapi kalau sampai kejadian kayak di Malaysia, mereka meminta hak tanah, minta ini, minta itu, salah sedikit mereka langsung merengut, ini bukan akhlak seorang Muslim," ujar Gus Miftah.

"Jadi yang terakhir ini diduga permainan eksodus karena penjualan mafia internasional, bagi saya harus dilawan, karena ini bagaimanapun akan menyengsarakan dan merugikan. Sementara kita lihat, kesejahteraan rakyat kita juga belum merata, rakyat kita yang belum bisa makan tuh masih banyak," tutupnya.

(ikh/fik)
Tonton juga video berikut:
ARTIKEL TERKAIT
Loading
Loading
BACA JUGA
UPCOMING EVENTS Lebih lanjut
detikNetwork
VIDEO
TERKAIT
Loading
POPULER