Benarkah Presiden Palestina Mahmoud Abbas Pro Israel? Ini Faktanya
Presiden Palestina Mahmoud Abbas menjadi salah satu tokoh yang disorot di tengah serangan Israel kepada Palestina.
Sebagai pimpinan di Palestina, Mahmoud Abbas tak lepas dari beberapa kontroversi dan kritik.
Mahmoud Abbas bahkan pernah dituding pro Israel oleh kelompok Hamas dan Jihad Islam gegara keterlibatannya dalam negosiasi rahasia yang menghasilkan Perjanjian Oslo pada 1993.
Ia disebut sebagai pengkhianat dan kolaborator dengan Israel. Tudingan itu didasari karena Mahmoud Abbas bersedih berunding dengan negara yang dianggap sebagai panjajah dan penindas.
Lalu, benarkan Mahmoud Abbas pro Israel dan mengkhianati Palestina?
Mahmoud Abbas selama ini dikenal konsisten dengan perjuangan pembebasan Palestina. Ia bahkan mengecam sikap empat negara Arab, yakni Uni Emirat Arab, Bahrain, Sudan, dan Maroko yang menandatangani perjanjian normalisasi hubungan dengan Israel pada 2020 lalu.
Perjanjian itu dianggap Mahmoud Abbas sebagai pengkhianatan pada Palestina dan pelanggaran terhadap inisiatif perdamaian Arab tahun 2002.
Mahmoud Abbas baru-baru ini juga menyerukan pembebasan Palestina dalam pertemuan Komite Eksekutif PLO.
"Ini adalah tindakan penghancuran yang biadab. Bagaimana mungkin dunia tetap diam atas pembantaian ini?" kata Abbas, dikutip dari Aljazeera, Minggu (29/10).
Sikap Mahmoud Abbas yang konsisten menyuarakan perdamaian ini pun membuat dugaan pro Israel yang ditujukan padanya seolah lesap. Mahmoud Abbas justru tampak vokal sebagai anti-Israel.
Sementara itu, Majelis Umum PBB sudah menyetujui resolusi yang mengupayakan gencatan senjata untuk kemanusiaan segera di Gaza.
Ada 120 suara anggota yang mendukung gencatan senjata ini, 45 suara abstain, dan 14 suara menolak. Anggota yang menolak di antaranya ada Israel dan Amerika Serikat.
Namun, Israel tampaknya enggan melaksanakan gencatan senjata. Hal ini tersirat dari pernyataan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang menegaskan bahwa perang di Gaza akan berlangsung lama dan sulit.
"Perang di dalam Gaza akan berlangsung lama. Ini adalah perang kemerdekaan kedua kami. Kami akan menyelamatkan negara kami," kata Netanyahu dikutip dari CNN.
"Para pejuang heroik kami memiliki satu tujuan: Untuk menghancurkan musuh ini dan memastikan keberadaan negara kami. Tidak akan pernah lagi. 'Tidak akan pernah lagi,' sekarang," lanjut Netanyahu.
Baca Juga : Kisah 9 Nabi yang Pernah Menetap di Palestina |