Soal Bantahan Tegas LDII & Ben Kasyafani Cs Terkait Tuduhan Sesat

Ben Kasyafani dituding menjadi bagian dari sebuah organisasi agama Islam yang mengajarkan aliran sesat.

Organisasi yang dituding mengajarkan ilmu agama yang menyimpang itu adalah Lembaga Dakwah Islam Indonesia atau LDII.

Alhasil, Ben Kasyafani dan musisi senior bernama Ida Royani disomasi oleh Elyanna dan Imam Nasai karena diduga menjadi pengikut ajaran sesat.

Bukan tanpa sebab, Elyanna dan Imam Nasai berani melayangkan somasi karena mereka merupakan mantan pengikut ajaran sesat tersebut pada masa silam.

Segera setelah kabar ini menjadi perbincangan publik, perwakilan dari LDII buka suara.

Mereka membenarkan bahwa Ben Kasyafani dan Ida Royani merupakan bagian dari organisasi mereka bahkan memiliki jabatan khusus.

"Ben Kasyafani warga (jemaah), kalau Ida Royani pengurus bagian Pemberdayaan Perempuan dan Kesejahteraan Keluarga," ujar Ludhy Cahya selaku Ketua Departemen Komunikasi, Informasi dan Media LDII, kepada awak media.

Namun, LDII membantah dengan tegas bahwa organisasi mereka menyimpang dan mengajarkan kesesatan.

Hal itu mengacu kepada 10 kriteria ajaran sesat yang yang dibuat oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).

"Sangat jelas membantah disebut organisasi sesat. Keyakinan itu dijamin Undang Undang Dasar 45, kan kita menyembah Allah masa dibilang sesat?," papar Ludhy.

"MUI itu bikin 10 kriteria ajaran sesat, bisa dilihat. Kayak sholat tidak menghadap kiblat, tidak mengakui Nabi Muhammad sebagai Rasul terakhir, dan 10 kriteria itu tidak satu pun LDII ada di dalamnya," sambungnya.

Bahkan, ia mengklaim bahwa organisasinya itu sudah terdaftar di beberapa Kementerian Indonesia.

"Kami ini ormas Islam seperti halnya NU, Muhammadiyah dan kami terdaftar di Kemenkumham, Kemenag dan Kemendagri. Kami pakai asas Pancasila, dan dipastikan kami tidak melanggar ketertiban umum," tegas Ludhy.

Ben Kasyafani/ Foto: instagram.com/benkasyafani

Ia menambahkan jika LDII mengajarkan aliran sesat, mereka tidak akan berani mengundang Presiden dalam musyawarah nasional (munas) mereka pada November mendatang.

"Gimana sesat kalau Presiden datang ke Munas kita? Di rakernas kami 7-9 November 2023 Pak Jokowi janji datang, terus yang nutup juga Pak Ma'ruf Amin. Bahkan tiga Capres juga sudah mengiyakan untuk ngasih pembekalan, artinya ya sesatnya di mana? Presiden saja mau datang," tegasnya.