Britney Spears Ungkap Sosok Satu-satunya yang Tahu soal Aborsi Anak Justin

Penyataan dari penyanyi Britney Spears dalam memoirnya The Woman in Me berhasil mengejutkan banyak orang.

Ia mengaku pernah hamil dan melakukan aborsi dari anak mantan pacarnya, Justin Timberlake. Kejadian itu terjadi kala Britney dan Justin berpacaran pada awal 2000 silam.

Britney mengungkapkan keluarganya tidak mengetahui soal kehamilannya. Kala itu Felicia Culotta mantan asisten Britney menjadi satu-satunya orang yang mengetahui soal kehamilannya.

"Penting bahwa tidak ada orang yang mengetahui soal kehamilan atau aborsinya, yang artinya semua mesti dilakukan di rumah," cerita Britney Spears di bukunya mengutip People.

"Kami bahkan tidak memberitahu keluarga saya. Satu-satunya orang yang tahu—selain Justin dan saya—adalah Felicia yang selalu membantu saya," lanjutnya.

Proses aborsi Britney dilakukan di rumahnya yang hanya dihuni oleh Justin dan Felicia. Ia menenggak beberapa obat pil untuk menggugurkan kandungan yang ada di dalam perutnya.

Justin Timberlake and Britney Spears at 'A Family Celebration 2001' at the Regent Beverly Wilshire Hotel, Beverly Hills, Ca. 4/1/01. Los Angeles. Photo by Kevin Winter/Getty Images./ Foto: Getty Images/Kevin Winter

"Saya diberitahu, 'Ini akan sakit sedikit, tapi kamu akan baik-baik saja'. Tidak lama aku merasa keram yang luar biasa. Saya masuk ke dalam kamar mandi dan diam di sana berjam-jam, tiduran di lantai, menangis, dan berteriak," papar Britney Spears.

"Justin masuk ke dalam kamar mandi dan tiduran di lantai bersama saya. Suatu waktu dia berpikir mungkin musik akan membantu jadi dia membawa gitar, tiduran bersama saya sambil memainkannya," lanjutnya.

Britney menambahkan pelantun Sexy Back itu tidak senang dengan kehamilannya. Pasalnya mereka belum siap memiliki anak di usia yang masih amat muda.

"Justin jelas tidak senang dengan kehamilanku. Dia bilang kami belum siap untuk punya bayi dalam hidup kami karena kami masih terlalu muda," cerita Britney Spears.

Britney pun seolah menyesal dengan keputusan yang diambilnya itu. Baginya pilihan untuk aborsi menjadi salah satu pengalaman paling menyakitkan yang pernah dirasakannya.

"Jika itu tergantung pada diriku sendiri, saya tidak akan melakukannya. Namun, Justin sangat yakin bahwa dia tidak ingin menjadi seorang ayah. Hingga hari ini, (aborsi) itu merupakan salah satu peristiwa paling menyakitkan yang pernah saya alami dalam hidup saya," tutupnya.