Home Hot Gossip Berita Hot Gossip

Bayi Prematur Lahir dengan Selamat di Tengah Perang Mencekam di Gaza

Insertlive | Insertlive
Rabu, 25 Oct 2023 19:00 WIB
Bayi Prematur Lahir dengan Selamat di Tengah Perang Mencekam di Gaza | Foto: AFP/SAID KHATIB
Jakarta, Insertlive -

Seorang bayi lahir secara prematur di sebuah unit perawatan intensif neonatal (NICU) di Rumah Sakit al-Shifa, Gaza. Bayi itu berhasil lahir dengan selamat di tengah peperangan yang mencekam.

Dr Nasser Bulbul, kepala unit neonatal mengatakan bayi yang diberi nama Putra Maryam al-Harsh itu lahir setelah dilakukan operasi caesar darurat. Dr Nasser Bulbul mengatakan pihaknya mendapatkan kabar bahwa ada seorang wanita yang tengah hamil mengalami luka parah di Gaza Utara akibat adanya serangan udara di rumahnya.

Akibat serangan udara tersebut, 10 anggota keluarga termasuk suami sang wanita meninggal dunia. Sementara wanita yang tengah hamil 32 minggu itu dalam kondisi sekarat.


"Pada 13 Oktober, kami mendapat telepon dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara tentang seorang wanita hamil yang terluka parah dan sedang mengambil napas terakhir," ungkap Dr Bulbul dikutip dari Al-Jazeera, Rabu (25/10).

"Ada serangan udara di rumahnya. Dan seluruh keluarganya, terdiri dari 10 anggota termasuk suaminya, tewas," sambungnya.

Setelah berhasil lahir dengan selamat, bayi tersebut langsung dipasangi ventilator mekanis lantaran kondisi detak jantungnya yang lemah. Setelah enam hari, dokter pun melepas alat ventilator dan ternyata diketahui bahwa bayi tersebut mengidap iskemia serebral, yaitu cedera otak akut akibat gangguan aliran darah ke otak. Hal ini terjadi karena sang ibu meninggal dunia sebelum bayi tersebut lahir.

"Kami melepaskan ventilasi mekanisnya setelah enam hari. Tiga hari kemudian, kami melihat bahwa dia mengidap iskemia serebral, yaitu cedera otak akut akibat gangguan aliran darah ke otak. Ini akibat kematian ibunya sebelum dia dilahirkan," tuturnya.

Dr Nasser Bulbul mengaku dirinya kerap merasa sedih setiap kali melihat sang bayi. Namun, Dr Nasser merasa bayi tersebut mampu memberikan kekuatan dan harapan agar dapat melewati kondisi perang yang mengerikan.

"Setiap kali saya memeriksanya, saya diliputi kesedihan dan rasa sakit. Namun, selama dia masih hidup, dia memberi kita kekuatan dan harapan bahwa kita bisa melewati hari-hari yang mengerikan ini. Bahkan kesabaran untuk menanggung kengerian yang kita lihat setiap hari," akunya.

Dr Nasser Bulbul juga mengungkapkan bahwa saat ini rumah sakit mulai kehabisan bahan bakar untuk menghidupkan listrik. Tentu saja tanpa adanya listrik, alat ventilator mekanis tidak dapat dihidupkan sehingga akan mengakibatkan semua bayi prematur bisa meninggal dunia.

"Tanpa bahan bakar untuk menyalakan mesin ventilasi mekanis, semua bayi ini akan mati dalam waktu lima menit. Ada 10 ventilator, tetapi tujuh di antaranya tidak berfungsi," ungkapnya.

Selain masalah bahan bakar, Dr Nasser Bulbul menyebut perawatan dasar untuk menyelamatkan bayi prematur juga menjadi hal terpenting saat ini. Pasalnya, tanpa perawatan dasar tersebut bayi prematur tidak dapat diselamatkan.

"Dalam dua jam pertama setelah dilahirkan, bayi prematur membutuhkan perawatan dasar untuk bertahan hidup, terutama surfaktan (sintetis) yang membantu mengurangi sindrom gangguan pernapasan," jelas Dr Nasse Bulbul.

"Ini adalah pengobatan yang menyelamatkan nyawa dan, tanpanya, kita harus menghadapi komplikasi terkait ventilasi mekanis. Akibatnya, bayi akan menghabiskan waktu lebih lama di inkubator dan berisiko terkena infeksi bakteri yang dapat membunuh mereka," pungkasnya.

(kpr/and)

VIDEO TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
FOTO TERKAIT
POPULER
DETIKNETWORK