Alasan Saksi Ahli Kopi Sianida Tolak Debat Lawan Dokter Djaja
Wamenkumham, Edward Omar Sharif Hiariej alias Professor Eddy, belakangan ini kerap muncul di berbagai siniar.
Professor Eddy wara-wiri di berbagai siniar untuk membahas kasus kopi sianida pada 2016 yang kembali viral setelah penayangan film dokumenter Netflix Ice Cold: Murder, Coffee, and Jessica Wongso.
Sejauh ini, Professor Eddy sudah tampil di tiga acara siniar, mulai dari Yasmin Mumtaz, Deddy Corbuzier, dan Denny Sumargo.
Namun, Professor Eddy mengaku dirinya pernah menolak satu acara yang mengambil tema debat melawan ahli forensik Djaja Surya Atmadja.
Hal itu diketahui melalui unggahan akun TikTok @soultalker__ yang memperlihatkan tangkapan layar pesan singkat WhatsApp dengan sang profesor.
Isi pesan singkat tersebut memperlihatkan permintaan untuk mengundang Professor Eddy ke sebuah acara podcast.
"Suruh undang dokter Musyafak dan dokter Slamet Purnomo yang autopsi ditambah Prof Budi Sampurna yang meneliti sampel dalam lambung Mirna," isi balasan Professor Eddy.
Sontak warganet berspekulasi bahwa Professor Eddy takut kalah debat melawan dokter Djaja.
Namun, Professor Eddy menjelaskan bahwa debat tersebut dinilai kurang seimbang karena memiliki bidang yang berbeda.
"Ketika saya diundang untuk head to head dengan dokter Djaja di podcast itu, saya bukan tidak mau, tapi tidak compatible (seimbang). Itu ibarat membandingkan meja dengan kursi," kata Professor Eddy dilihat dari tayangan podcast Diskursus Net, Selasa (17/10).
"Jadi, saya katakan kalau podcast dokter Djaja mau mengimbangi, ya undang dokter Budi Sampurna (yang ada di) berita acara laboratorium forensik, dokter Slamet Purnomo dan dokter Musyafak yang melakukan autopsi," pungkasnya.
Professor Eddy sebelumnya sempat membantah pernyataan dokter Djaja soal Mirna Salihin.
Sang professor menyinggung dokter Djaja asal bicara seperti orang pinggir jalan.
Namun, ia buru-buru meluruskan perkataan tersebut.
"Saya tidak meragukan sama sekali keahlian beliau. Persoalannya cuma satu, beliau tidak mengautopsi mayat itu. Itu saja," pungkasnya.
(dis/dis)