Harrison Ford yang Pernah Semprot Zulkifli Hasan Pensiun Jadi Indiana Jones

Aktor Harrison Ford mengumumkan Indiana Jones and The Dial of Destiny, yang tayang bulan lalu, menjadi karya terakhirnya sebagai Indiana Jones.

Ia memastikan tidak akan terlibat dalam seri Indiana Jones yang lain, sekalipun mendapat keuntungan yang banyak.

"Aku tidak akan terlibat dalam serial Indiana Jones yang akan rilis di mana pun bahkan jika itu menghasilkan keuntungan yang banyak," jelas Harrison Ford dalam wawancara dengan Total Film.

Indiana Jones and the Last Crusade/ Foto: (dok.imdb.)

Meskipun diingat sebagai sosok yang bermain di banyak film, ternyata Harrison Ford di Indonesia dikenal sebagai sosok yang pernah menyemprot Zulkifli Hasan atau Zulhas pada tahun 2013 silam.

Kejadian yang terjadi 10 tahun lalu itu memperlihatkan Harrison Ford yang menjadi aktivis lingkungan memarahi Zulhas dalam video bertajuk This is what happens when Harrison Ford meet Indonesian Minister of Forestry.

Video tersebut diunggah oleh kanal YouTube Notfoungher dan menjadi bagian dalam film dokumenter Years of Leaving Dangerously. Kala itu, Harrison Ford sedang dalam pembuatan film tersebut.

Saat itu, Ford mengaku ingin mewawancarai Menteri Kehutanan, yang saat itu dijabat Zulkilfi Hasan pada Kabinet Indonesia Bersatu II SBY untuk membahas soal kehancuran Taman Nasional Tesso Nilo yang terletak di Riau.

Zulhas kala itu harus merespons pernyataan Harrison Ford mengenai banyaknya hutan di Indonesia yang sudah dieksploitasi, namun tidak ada tindakan yang berarti dari pemerintah.

Mendengar pernyataan Harrison Ford, Zulhas yang kala itu menjabat sebagai Menteri Kehutanan hanya tertawa. Melihat Zulkifli Hasan tetawa, Ford langsung emosi dan mengatakan tidak lucu.

"Ini tidak lucu," jelas Harrison Ford.

[Gambas:Twitter]

Setelah wawancara berlangsung, Zulhas membenarkan bahwa aktor tersebut memang sempat emosi dalam menyikapi kondisi hutan di Indonesia.

Selain itu, Zulhas dalam pernyataannya kepada awak media menjelaskan bahwa kemarahan Harrison Ford dalam batas wajar. Apalagi, wawancara tersebut bakal ditayangkan untuk film dokumenter.