Dipersulit Istri Bertemu Anak, Yama Carlos Ngadu ke Komnas PA

Yama Carlos mengaku dirinya sudah lima bulan tidak bertemu dengan anak kandungnya, Marco. Pasalnya, saat ini buah hatinya itu tinggal bersama istrinya, Arfita Dwi Putri.

Yama Carlos menyebut Arfita Dwi Putri memberikan persyaratan kepada dirinya yang menyulitkan untuk bertemu dengan sang buah hati. Akibatnya, Yama Carlos melaporkan Arfita Dwin Putri ke Komnas Perlindungan Anak.

"Bulan Juli ini tanggal 21 genap 5 bulan, saya tidak dikasih akses untuk ketemu dengan anak kandung saya sendiri," ungkap Yama Carlos saat ditemui di kawasan Pasar Rebo, Jakarta Timur, Senin (3/7).

"Mereka terlalu banyak persyaratan, sedangkan tadi saya konsultasi ke opung (Arist Merdeka Sirait) pengadilan memutuskan hak, tidak ada itu namanya orang tua dikasih syarat buat ketemu sama anak kandungnya," sambungnya.

Arfita Dwi Putri memberikan syarat kepada Yama Carlos untuk bertemu sang anak harus didampingi kuasa hukum atau bodyguard. Yama Carlos pun merasa keberatan atas persyaratan yang diberikan oleh Arfita Dwi Putri.

"Masak ayah kandung mau bertemu dengan anak kandung harus ditemani lawyer atau bodyguard, itu hukum dari mana, jangan buat hukum sendirilah," ujar Yama Carlos.

"Kita negara hukum, ini pengadilan belum memutuskan apa-apa, kok kalian mau buat hukum ala kalian sendiri?," lanjutnya.

Arist Merdeka Sirait selaku Ketua Komnas Perlindungan Anak menerima aduan dari Yama Carlos itu. Arist Merdeka Sirait merasa iba dengan nasib Yama Carlos.

"Pak Carlos ditemani dengan kuasa hukumnya membuat laporan bahwa beliau sudah berapa lama ini tidak bisa bertemu dengan anaknya yang saat ini berusia 6 tahun dan diduga dikuasai oleh istri Pak Carlos, yang sampai sekarang akses untuk bertemu dengan anak itu sangat-sangat susah," ucap Arist Merdeka Sirait.

Arist Merdeka Sirait pun mengatakan akan memanggil Arfita Dwi Putri untuk dimintai keterangan dan mencari solusi terkait permasalahan tersebut.

"Saya kira dalam waktu dekat kita akan segera memanggil istri dari Pak Yama untuk kita mintai keterangannya benar adanya atau tidak. Setelah itu, kita berkesimpulan apa yang harus dilakukan kedua belah pihak," pungkasnya.