Dicari Polisi Malaysia Imbas Candaan MH370, Jocelyn Chia: Konyol

Komedian asal Singapura, Joecelyn Chia, angkat bicara usai dicari polisi Malaysia terkait candaan MH370. Ia merasa polisi Malaysia berlebihan karena melibatkan Interpol.

"Itu konyol," kata Jocelyn Chia dalam wawancara eksklusif bersama BBC dan dipublikasikan pada Rabu (14/6).

Chia merasa penasaran dengan reaksi Interpol usai diminta mencari keberadaan dirinya oleh polisi Malaysia. Menurutnya, jika benar-benar Interpol turun tangan, ia akan jadi orang tenar di dunia.

"Saya hanya berharap bisa melihat wajah petugas Interpol yang menerima laporan itu. Sejujurnya, jika Interpol melakukan sesuatu merespons permintaan itu dan situasi meningkat, bisa kalian bayangkan betapa terkenalnya saya?," terang Chia.

Sebelumnya, santer kabar menyebutkan Jocelyn Chia dicari kepolisian Malaysia imbas bercanda soal hilangnya pesawat MH370. Jocelyn sendiri berdomisili di Amerika Serikat.

Kepala kepolisian Malaysia, Acryl Sani Abdullah Sani berjanji akan mengajukan permohonan ke Interpol untuk menyelidiki Chia. Saat ini, kepolisian Malaysia sedang melakukan penyelidikan berdasarkan hukum pidana dan komunikasi antara negara.

"Selain itu, polisi juga telah membuat transkrip ucapan tersangka dalam video tersebut," kata Sani berdasarkan laporan kantor berita Bernama dilansir dari South China Morning Post, Rabu (14/6).

Kepolisian Malaysia juga disebut telah meminta Komisi Komunikasi dan Multimedia Malaysia (MCMC) untuk melakukan profiling terhadap Chia. Adapun akun media sosial Chia sedang diselidiki.

Jocelyn Chia yang merupakan komedian asal Singapura menerima kritik keras dan didemo usai bercanda mengenai hilangnya pesawat Malaysia MH370.

Berdasarkan laporan CNN, Minggu (11/6) lalu, lelucon yang dibuat oleh Chia menjadi kontroversi setelah cuplikan video pendek penampilan stand up comedy-nya di awal pekan lalu menjadi viral.

"Apa? Malaysia Airlines hilang tidak lucu, ya?," dia tertawa terbahak-bahak, sebelum menyampaikan lucunya: "Beberapa lelucon tidak masuk akal."

Lelucon tersebut kemudian menimbulkan kontroversi di Malaysia maupun Singapura.