Viral UAH Sebut Rumah Proklamasi Merupakan Hibah Pengusaha Yaman
Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 merupakan tempat bersejarah bagi Indonesia. Pasalnya, di tempat ini lah proklamasi kemerdekaan Indonesia dikumandangkan pada 17 Agustus 1945 silam.
Namun, belakangan beredar kabar yang menyebutkan bahwa lokasi tersebut merupakan rumah hibah dari pengusaha keturunan Yaman. Hal ini dibagikan oleh akun @ly*** yang mengabarkan narasi berbeda dari sejarah nasional pada umumnya.
Akun tersebut mengunggah video Ustaz Adi Hidayat (UAH) yang menyebut tentang andil pengusaha keturunan Yaman bernama Syekh Faradj Martak menghibahkan rumahnya untuk proklamasi.
Ustaz Adi Hidayat juga menyebut Faradj Martak memberikan madu kepada Soekarno yang saay itu tengah demam.
Namun sejarawan BRIN, Asvi Warman Adam menilai narasi tersebut tak cukup membuktikan kebenarannya.
"Tidak cukup bukti untuk menyimpulkan demikian," ujar Asvi kepada detikcom, Rabu (17/8).
Asvi juga menyinggung soal narasi Soekarno yang mendapatkan madu dari Faradj Martak. Asvi membenarkan bahwa saat hendak membacakan teks proklamasi, Soekarno demam. Namun ia tak membenarkan maupun membantah soal madu yang diberikan.
"Sukarno demam menjelang membacakan teks proklamasi. Apakah ada orang yang memberi madu? Wallahualam," tuturnya.
Asvi juga meragukan rumah di Pegangsaan Timur itu merupakan hibah dari Faradj Martak.
"Ada ucapan terima kasih dari Kementerian PU kepada Martak atas hibah rumah di Pegangsaan Timur 56 kepada pemerintah. Ini jelas bukan bukti kepemilikan rumah. Mungkin saja rumah Pegangsaan Timur 56 yang kosong setelah Bung Karno ke Yogya Januari 1946 sampai Desember 1949 sempat dihuni Martak. Lalu tahun 1950 dia serahkan kepada pemerintah (Kementerian PU)," jelasnya.
Asvi pun membahas soal versi lain terkait rumah tersebut. Ia menyebut bahwa rumah di Pegangsaan Timur itu telah disiapkan Jepang untuk Soekarno.
"Versi semula, Chairul Basri, yang bekerja pada kantor propaganda Jepang, disuruh mencari rumah yang berhalaman luas. Rumah Pegangsaan Timur 56 milik orang Belanda ditukar dengan rumah lain di Jalan Lembang. Jadi rumah itu memang disiapkan Jepang untuk Bung Karno," pungkasnya.
(kpr/kpr)