Korban Perkosa Julianto Eka Putra Kerja Tak Digaji, Karen Pooroe: Eksploitasi

Insertlive | Insertlive
Kamis, 07 Jul 2022 23:00 WIB
Karen Pooroe Korban Perkosa Julianto Eka Putra Kerja Tak Digaji, Karen Pooroe: Eksploitasi
Jakarta, Insertlive -

Berita dua orang perempuan yang mengaku jadi korban pemerkosaan motivator Julianto Eka Putra langsung membuat publik terkejut.

Dua perempuan itu menceritakan bahwa aksi pemerkosaan Julianto Eka Putra terjadi di lingkungan sekolah Selamat Pagi Indonesia (SPI).

Verita ini terungkap saat kedua korban bercerita kepada Karen Pooroe dalam tayangan di YouTube CokroTV.

ADVERTISEMENT

Salah satu korban mengaku diperkosa berulang kali oleh Julianto Eka Putra sejak masih duduk di bangku kelas 2 SMA.

Bahkan, korban juga mengaku masih diperkosa saat sudah lulus kuliah dan kerja dengan Julianto Eka Putra.

Hal yang lebih mengejutkan adalah korban mengaku tak digaji saat diminta kerja oleh Julianto Eka Putra.

"Itu sebanyak 15 kali, itu dari saya umur 16 tahun sampai saya sudah lulus, kan saya masih kerja di situ pas udah lulus," kata korban kepada Karen Pooroe di YouTube CokroTV, Kamis (7/7).

Karen Pooroe lantas merasa penasaran ketika tahu cerita korban pemerkosaan yang ternyata juga disuruh kerja untuk Julianto Eka Putra.


"Kerja? Digaji? Kalau kerja berarti digaji dong?," tanya Karen Pooroe.

"Waktu saya sekolah, saya juga sudah kerja tapi tidak digaji," jawab korban.

Karen Pooroe langsung syok ketika tahu bahwa korban pemerkosaan Julianto Eka Putra ternyata tidak digaji. Karen merasa bahwa hal tersebut masuk ke dalam kategori eksploitasi.

"Oh tidak digaji, berarti dieksploitasi kalau tidak digaji," kata Karen Pooroe.

LANJUTKAN BACA DI HALAMAN SELANJUTNYA

Kasus pemerkosaan Julianto Eka Putra terhadap sejumlah siswi di sekolah Selamat Pagi Indonesia (SPI) ini ternyata juga sudah masuk ke Pengadilan Negeri Malang.

Karen Pooroe juga sempat mendengarkan penjelasan korban soal bagaimana situasi sidang kasus pemerkosaan yang dilakukan Julianto Eka Putra.

Karen berujar korban merasa tidak mendapat kesempatan untuk menunjukkan bukti-bukti di persidangan.

"Ya, mereka bilang kalau pihak JE menyerahkan bukti-bukti baru dan selalu diterima di pengadilan. Sedangkan mereka ketika menyerahkan bukti-bukti sulit untuk diterima," kata Karen Pooroe.

"Bisa dibilang mereka sudah merasa ada kejanggalan, tapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa," sambungnya.

Selain itu, Karen juga mendengar harapan korban yang ingin Julianto Eka Putra mendapatkan ganjaran hukum yang setimpal.

"Korban nggak bisa dengan mudah bicara karena mereka dapat tekanan. Ya semoga kasus ini cepat ditindak dan JE bisa ditahan. Saya berharap publik memberikan dukungan kepada korban. Kita semua sama-sama mengawal kasus ini," tutup Karen Pooroe.

Karen Pooroe juga mengaku mendapat ancaman ketika mengungkapkan pengakuan dua orang siswi sekolah Selamat Pagi indonesia yang jadi korban pemerkosaan Julianto Eka Putra.

"Sosmed saya diserang sama orang-orang tak dikenal. Kebanyakan memakai bot, bahkan saya sampai diancam. Ada beberapa yg hubungi saya untuk hati2 ketika ke luar rumah. Kemudian ada juga yang bilang kalau korban wanita nggak bener, banyak yg sebut karena JE dan korban sama-sama mau," tutup Karen Pooroe.

Meski begitu belum ada konfirmasi langsung dari Julianto Eka Putra mengenai cerita dua orang siswi SPI yang mengaku jadi korban pemerkosaan sang motivator.

(ikh/ikh)
1 / 2
Loading
Loading
ARTIKEL TERKAIT
detikNetwork
UPCOMING EVENTS Lebih lanjut
BACA JUGA
VIDEO
TERKAIT
Loading
POPULER