True Crazy Rich, 3 Orang Kaya Lama Indonesia yang Pantang Pamer Harta

Dulu, anak era 90-an mendefinisikan kelompok orang kaya raya atau konglomerat sebagai sosok yang tajir melintir tujuh turunan atau Orang Kaya Lama (OKL).
Kini, berkat Kevin Kwan dan bukunya Crazy Rich Asians yang populer di seluruh dunia, anak-anak zaman sekarang menyebut orang bergelimang harta dengan sebutan Crazy Rich.
Kaum Crazy Rich memiliki hobi flexing atau pamer harta di media sosial, mereka umumnya tak ragu memperlihatkan kegemaran foya-foya pada khalayak, kebiasaan yang menjadi ciri khas Orang Kaya Baru (OKB).
Sebaliknya, kelompok orang kaya lama yang jumlah kekayaannya bisa membeli semua aset para Crazy Rich dadakan tersebut justru bersikap santai dan nyaris tidak pernah memperlihatkan kemewahan.
Para OKL menggunakan media sosial untuk menyalurkan hobi seperti kebanyakan orang, mereka banyak mengunggah promosi produk-produk dari gurita bisnis perusahaan keluarga, dan menyiarkan kegiatan sosial.
Tidak ada memperlihatkan foto-foto angkat gelas sampanye dalam jet pribadi, tidak ada foto koleksi tas atau jam tangan mewah, dan bahkan nihil gambar garasi dengan jejeran mobil senilai miliaran rupiah. Gaya hidup norak yang demikian tentu saja bukan kelas para orang kaya lama. Sebab, semua yang orang-orang pandang sebagai kemewahan adalah keseharian mereka semenjak baru berusia satu hari.
Selain itu, fakta dan sejarah telah menuliskan bahwa kerajaan perusahaan mereka terbukti sukses menciptakan lapangan kerja bagi puluhan juta rakyat Indonesia secara turun temurun, mereka tak perlu memamerkan harta dan tahta untuk sekadar menegaskan level status sosial.
Siapa saja kah mereka? Simak sosok dan profil para penerus kerajaan bisnis terbesar di Indonesia yang jauh dari sikap norak pamer harta sana-sini:
Martin B Hartono
Martin B Hartono adalah putra dari orang terkaya nomor satu di Indonesia. Sang ayah, Robert Budi Hartono merupakan pemilik grup bisnis Djarum.
Kekayaan Robert Budi Hartono, berdasarkan laporan Forbes, mencapai Rp217,6 triliun!
Besarnya gurita bisnis Grup Djarum tentunya tidak lepas dari peran sang pendiri usaha, Oei Wie Gwan, kakek Martin Hartono. Berawal dari perusahaan rokok, Djarum kini merambah banyak sektor, berkembang dari generasi ke generasi berikutnya.
Terlahir dari keluarga mapan, ternyata Martin tidak terpaku menekuni bidang bisnis yang sama dengan sang ayah. Dia lebih memilih mengembangkan sayap bisnis baru di bidang yang ia gemari, yaitu teknologi.
Salah satu gebrakan Martin Hartono dalam hal investasi perkembangan bisnis di ranah teknologi adalah dengan membeli sejumlah perusahaan digital.
Pada 2010 Martin memutuskan untuk mendirikan perusahaan dengan nama Global Venture Prima Digital sebagai induk usaha untuk mengakuisisi banyak perusahaan internet. Perusahaan suami dari Grace L. Katuari (putri pemilik Wings Group) ini tercatat telah banyak mengakuisisi perusahaan internet di antaranya Kaskus, Infokost, Blibli, Tiket.com, dan masih banyak lagi.
Martin bahkan pernah mengungkapkan bahwa dia tidak terlalu memiliki perkembangan perusahaan digital miliknya tersebut, dia sepenuhnya mempercayakan kepada tim dan karyawan-karyawan.
Tampaknya, uang dan profit bukan prioritas utama Martin. Sejumlah karyawan Martin bahkan mengakui bahwa sang bos benar-benar seseorang yang rendah hati meskipun memiliki aset kekayaan yang tidak habis hingga lebih dari tujuh turunan.
Pantauan media sosial Martin juga sepi dari aksi pamer-pamer kekayaan. Keseluruhan media sosialnya terutama Instagram hanya menampilkan foto-foto panorama, jalanan, arsitektur gedung, dan kuliner.
Selain itu, dia juga bukan seseorang yang haus publikasi, tak banyak artikel-artikel media yang melakukan wawancara khusus dan eksklusif dengannya.
Grace Tahir
Dato Sri Tahir menduduki peringkat 16 orang terkaya di dunia 2021 versi Forbes. Jumlah kekayaannya mencapai Rp35 triliun.
Namun, gelimang harta tak membuat Dato Tahir merasa sombong. Dia justru mengajarkan kesederhanaan kepada anak-anaknya, salah satunya Grace Tahir.
Nama Grace Tahir menjadi viral dan akhirnya dikenal banyak orang berkat konten video YouTubenya yang bertajuk Crazy Rich Glodok.
Pada, video tersebut Grace menciptakan sosok Indrie Benz, seorang Crazy Rich yang hobi pamer harta dan sibuk mencitrakan diri sebagai seseorang yang sukses memiliki banyak uang.
Hal tersebut menjadi satir, mengingat Grace berasal dari keluarga konglomerat Indonesia pemilik Mayapada Group. Namun, banyak orang terhibur dan salut dengan video buatan Grace.
Terlahir dari keluarga konglomerat, Grace Tahir tampak sangat sederhana, sehari-hari dia tidak mengenakan tas mewah dan busana-busana dengan tulisan jenama papan atas.
Ternyata, sikapnya yang demikian itu merupakan hasil didikan kedua orang tuanya, terutama sang ayah.
Pada video youtube Denny Sumargo, Grace mengungkapkan bahwa sang ayah menganggap memesan jus di restoran itu sesuatu yang eksklusif.
"Dia (Dato Tahir) lihat orang pesan jus, katanya 'wah, jus itu eksklusif lho'.", papar Grace.
Dato Tahir, kata Grace, mengingatkan anak-anaknya jangan memesan sesuatu yang melebih si pemilik hajat ketika datang menghadiri sebuah undangan.
Grace bahkan jarang sekali mengenakan tas bermerk yang harganya bisa mencapai ratusan juta.
Wanita berusia 46 tahun itu menceritakan kepada Denny Sumargo saat dia bertemu temannya ketika sedang berbelanja, dia mengaku hanya membawa tas daur ulang.
"Jadi saya ketemu Wanda (teman Grace) di Hyatt, terus saya belanja di food hall kan saya bawa tas daur ulang dan bawa itu saja," tutur Grace.
"I never wear handbag (aku tidak suka tas tangan). Handbag buat saya malah jadi ribet. Kalau handbag mahal harus hati-hati kalo kena ini aduh rusak sayang," pungkasnya.
(syf/syf)
Hotman Paris Ngaku Dapat Amplop Miliaran dari Konglomerat
Rabu, 27 Sep 2023 12:54 WIB
Sosok Konglomerat yang Beri Amplop Miliaran di Acara Nikahan Anak Hotman Paris
Rabu, 20 Sep 2023 18:01 WIB
Kaum Crazy Rich, Konglomerat Dato Tahir Anggap Kalian Sampah kalau Norak
Jumat, 25 Mar 2022 23:05 WIB
Punya Kekayaan Rp38,7 T, Dato Tahir Bingung Dengar Bunyi Token Listrik
Jumat, 25 Mar 2022 21:25 WIB
Viral Wanita Ngaku Dinikahi-Disiksa Cucu Konglomerat yang Terkena HIV/AIDS
Selasa, 24 Jun 2025 18:15 WIB
Tips Keuangan dari Konglomerat untuk Kelas Menengah, Setop Beli 5 Barang Ini
Sabtu, 25 Jan 2025 12:00 WIB
Anak Konglomerat Malaysia Ini Tolak Warisan Rp81 T, Kini Hidupnya...
Kamis, 28 Nov 2024 20:45 WIBTERKAIT