Tentang Pro Kontra Wasiat Dorce Gamalama dalam Pandangan Gus Miftah

Isi Wasit Dorce Galama sampai kini masih diperdebatkan. Salah seorang yang tertarik membahasnya secara mendalam adalah Gus Miftah.

Dalam wasiat, Dorce ingin dimakamkan sebagai perempuan jika kelak meninggal dunia. Sementara itu, ia merupakan transgender yang seharusnya dimakamkan sesuai dengan jenis kelamin aslinya, yakni laki-laki.

Dalam pandangan Gus Miftah, ada sebuah kesalahpahaman antara dirinya dan Dorce terkait terkait wasiat tersebut. Gus Miftah mengatakan justru ingin menyampaikan sesuatu yang benar kepada Dorce, bukan mencari keributan.

"Terkait seolah-olah saya ada missed dengan beliau, saya tidak spesifik komentar terhadap wasiat beliau, tetapi pandangan Islam secara umum, bagaimana seorang dilahirkan dan seorang dimatikan," ujar Gus Miftah saat ditemui awak media.

Gus Miftah, pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji di Sleman, Yogyakarta/ Foto: Wahyudi (20detik)

Gus Miftah menyatakan bahwa wasit Dorce bertentangan dengan Islam. Ia juga menyatakan bahwa penerima wasiat tidak perlu menjalankan wasiat tersebut.

"Manusia itu dimatikan sebagaimana dia hidup. Lah orang yang lahirnya sebagai laki-laki ya dikuburkan laki-laki dong, kalau perempuan ya perempuan. Lah ini wasiat? Seperti yang saya bilang, kalau wasiatnya bertentangan dengan syariat ya nggak usah dilaksanakan," jelas Gus Miftah.

"Kalau saya nggak setuju karena dia laki-laki, tapi katanya 'kan sudah disahkan oleh hukum, ya masa takdir kalah salah social cultural," sambungnya.

Pemilik nama lengkap Miftah Maulana Habiburrahman ini lantas meminta para santrinya di Yogyakarta untuk mendoakan Dorce. Ia mengaku sudah meminta untuk bertemu dengan Dorce, tetapi tidak diperbolehkan.

"Saya kemarin pengen jenguk, tapi katanya rumah sakitnya dan keluarganya belum bisa. Maka yang bisa kita lakukan adalah kirim doa," pungkasnya.

Jika pendapatnya memang salah, Gus Miftah berjanji akan meminta maaf kepada Dorce agar tidak terjadi kesalahpahaman yang menyebabkan kebencian.