Penampakan Terkini Kampung Miliarder di Tuban, Warga Menyesal Jual Lahan

INSERTLIVE | Insertlive
Sabtu, 29 Jan 2022 09:30 WIB
Masih ingat dengan Kampung Miliarder di Tuban yang viral karena banyak warganya memborong mobil? Begini kondisinya saat ini. Penampakan Terkini Kampung Miliarder di Tuban, Warga Menyesal Jual Lahan/Foto: Ainur Rofiq
Jakarta, Insertlive -

Penampakan warga Desa Wadung, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur sempat menjadi populer karena warganya mendadak jadi miliarder.

Kejadian itu berawal saat PT Pertamina membeli sejumlah tanah warga untuk kepentingan proyek strategis nasional pembangunan kilang minyak Tumban milik Pertamina Rosneft.

Belum ada setahun, banyak warga di Desa Wadung merasa menyesal menjual tahan dan lahannya. Salah satunya adalah Musanam yang merelakan tanah seluas 2,4 hektare miliknya.

ADVERTISEMENT

Ia mengaku tak lagi bisa bekerja dan berpenghasilan tetap hingga harus menjual satu per satu sapi miliknya.

"Punya sapi enam ekor, sekarang sudah terjual tiga ekor dan sisa tiga. Saya jual sapi untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari," kata Musanam dalam video yang beredar di media sosial.

Kejadian miris itu membuat warganet rama-ramai membuat cuitan soal tagar 2,5 miliar yang merajuk pada nominal uang kompensasi dari PT Pertamina untuk warga Desa Wadung, Tuban.

"Akhirnya w paham kata2 bu Sri Mulyani setelah liat berita ini 2,5 M harusnya bisa muter lagi jadi suatu usaha, bukan barang sekali konsumsi kayak mobil yg harganya bisa sampe 1 M," cuit @fau***.

"Aneh kok menyesal? gimana? Udah dapet uang 2.5 M, tuh cukup pak buat pensiun... nyekolahin anak sampai ke S2 ke Belanda juga bisaa...," tulis akun @mul***.


Namun, kabar penyesalan Musanam salah seorang warga Desa Wadung dibantah oleh sang kepala desa Gianto.

Gianto menyebut kehidupan warganya tidak berubah setelah menjadi miliarder dadakan dan hingga saat ini masih kondusif.

"Warga saya kelihatannya masih kondusif dan baik-baik saja. Kalau mau lebih tahu datang saja ke Sumurgeneng untuk lihat kondisi rumah dan mungkin ada peningkatan dari yang kemarin. Justru menjadi kaya, karena tanahnya di luar desa itu lebih luas," paparnya.

"Waktu itu tanahnya misal 1 hektare yang dijual, yang pertama dibelikan tanah di desa lain 2 hektare, masih sisa uang. Itu kan dibelikan tanah, berarti kan kalau 2 hektare baru (habis) Rp 4 miliar, sisanya buat beli rumah, bayar utang, atau beli mobil," pungkas Gianto, dikutip dari CNN Indonesia.

(dis/dis)
Tonton juga video berikut:
ARTIKEL TERKAIT
Loading
Loading
BACA JUGA
UPCOMING EVENTS Lebih lanjut
detikNetwork
VIDEO
TERKAIT
Loading
POPULER