Cangkok Jantung Babi ke Manusia Picu Perdebatan, Ini Penjelasan Sisi Islam
Operasi pencangkokan jantung babi ke manusia untuk pertama kalinya berhasil dilakukan seorang dokter bernama Muhammad Mohiuddin. Pencangkokan jantung tersebut dilakukan untuk pria di Amerika Serikat bernama David Bannet (57).
Hal itu dianggap sebagian masyarakat sebagai sebuah terobosan bagi perkembangan dunia medis. Namun sebagian masyarakat lainnya justru memandang hal itu sebagai kontroversi.
Kontroversi muncul perihal bahaya mencangkok jantung milik hewan ke tubuh manusia. Selain itu, hal ini juga memicu perdebatan di kalangan penganut agama tertentu di dunia.
Muhammad Mohiuddin merupakan dokter Muslim yang berasal dari Pakistan. Ia beralasan pencangkokan itu bisa dilakukan karena babi sudah menjadi subjek pilihan untuk penelitian xenotransplantasi.
Namun Ustaz Buya Yahya memberikan penjelasan soal operasi pencangkokan jantung babi ke tubuh manusia. Ia menilai hal itu sah dilakukan dalam ajaran agama Islam selama dalam kondisi darurat.
"Ini adalah orang yang darurat. Kalau memang betul menurut ilmunya, ahlinya, pakarnya, seorang dokter mengatakan bahwa jantung babi ini bermanfaat untuk dicangkokkan kepada jantung manusia yang harus dengan cara itu nggak perlu diperdebatkan, ya itu boleh," kata Ustaz Buya Yahya dalam video di YouTube, Selasa (18/1).
"Kalau sudah terpaksa begitu ya boleh, tidak ada masalah. Kalau memang kesuksesan manusia menjaga manusia dengan mengambil jantung babi untuk kehidupan manusia, hal yang boleh. Tidak perlu diperdebatkan hal semacam ini," sambung Ustaz Buya Yahya.
Selain itu Ustaz Buya Yahya juga menjelaskan perdebatan soal babi itu haram menurut ajaran Islam termasuk dalam hal operasi pencangkokan jantung. Ustaz Buya Yahya sekali lagi menekankan pencangkokan ini sah dilakukan dalam kondisi darurat.
"Urusan kenajisan babi kemahzaban kita akan memang itu yang diberatkan. Sementara mahzab yang lain mengatakan seperti najis bangkai-bangkai lainnya. Apalagi ini kasusnya darurat, makan babi pun kalau darurat nggak ada yang kita makan dan kita akan mati makan daging jadi boleh. Tentunya secukupnya untuk menahan agar tidak mati," ungkap Ustaz Buya Yahya.
"Urusan cangkok babi dibanding itu mah lebih ringan. Mohon maaf kami bicara tentang babi ini adalah di dalam lingkup kaum muslimin. Sementara di luar Islam sana ada yang makan daging babi itu adalah urusan mereka. Bukan karena kita menyebut haram makan daging babi itu menghina mereka. Ini adalah masalah keluarga kaum muslimin, mohon yang di luar Islam tidak tersinggung," sambungnya.
Ustaz Buya Yahya juga paham apa yang dilakukan Muhammad Mohiuddin untuk menyelamatkan jiwa seseorang. Ustaz Buya Yahya menilai tindakan dengan niat yang mulai patut mendapat dukungan penuh.
"Mana ada orang pesta cangkok jantung, semua karena sakit. Kalau ada kemajuan seperti ini ya tolong didukung karena ini kemaslahatan manusia, kebaikan manusia, nggak ada masalah nggak perlu diperdebatkan," kata Ustaz Buya Yahya.
"Penemu-penemunya niatkan yang baik untuk menolong umat manusia akan dapatkan kebaikan dan kita harus memilah masalah keharaman. Keharaman itu keharaman yang jelas itu adalah makan riba, ngambil duit masjid, ngambil duit pondok, korupsi, ngambil harta anak yatim, rebutan waris, gunjing orang, caci maki orang, itu dosa yang pasti," ungkapnya.
(ikh/fik)