Jawaban Pangkostrad Usai Dituding Hilangkan Patung Soeharto dari Museum

nap | Insertlive
Kamis, 30 Sep 2021 15:00 WIB
Pangdam Jaya, Mayjen TNI Dudung Abdurachman Jawaban Pangkostrad Usai Dituding Hilangkan Patung Soeharto dari Museum/ Foto: Azhar Ramadhan/detikcom
Jakarta, Insertlive -

Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo kembali muncul di tengah peringatan G30S/PKI yang jatuh pada hari Rabu (30/9).

Ia membawa isu hilangnya patung tokoh nasional termasuk Soeharto dari museum dan menuding pihak Pangkostrad Letjen Dudung Abdurachman melupakan sejarah hingga melakukan hal tersebut.

Namun, Dudung kepada wartawan saat ditemui, membantah pernyataan Gatot. Ia menjelaskan bahwa patung-patung tersebut masih tersimpan dengan baik di museum.

ADVERTISEMENT

"Foto-foto peristiwa serta barang-barang milik Panglima Kostrad Mayjen TNI Soeharto saat peristiwa 1965 itu masih tersimpan dengan baik di Museum tersebut," kata Dudung kepada wartawan, Selasa (28/9).

Selain itu, Dudung juga tegas membantah tuduhan Gatot bahwa TNI Angkatan Darat sudah disusupi oleh PKI hingga akhirnya patung-patung tersebut menghilang.

"Tidak benar tudingan bahwa karena patung diorama itu sudah tidak ada, diindikasikan bahwa AD telah disusupi oleh PKI. Itu tudingan yang keji terhadap kami," ujar dia.

Dudung menjelaskan bahwa faktanya, patung diorama Presiden Soeharto dan tokoh nasional lainnya diangkut atas permintaan Pangkostrad ke-34, Letjen TNI (Purn) Azym Yusri Nasution, selaku pembuat patung tersebut.

Disebutkan bahwa Azym merasa berdosa karena telah membuat patung tersebut menurut keyakinan agamanya.


"Saya hargai alasan pribadi Letjen TNI (Purn) A.Y. Nasution, yang merasa berdosa membuat patung-patung tersebut menurut keyakinan agamanya. Jadi, saya tidak bisa menolak permintaan yang bersangkutan," ujar dia.

Bahkan, dalam keterangan resmi yang diterbitkan oleh Pusat Penerangan Kostrad menjelaskan bahwa pertemuan Dudung dan Azym terjadi pada 30 Agustus 2021 lalu.

Dudung juga menegaskan bahwa dirinya dan Letjen TNI (Purn) A.Y. Nasution sama-sama punya komitmen untuk tidak melupakan peristiwa terbunuhnya para tokoh Nasional kala peristiwa G30S/PKI berlangsung.

"Saya dan Letjen TNI (Purn) A.Y. Nasution mempunyai komitmen yang sama tidak akan melupakan peristiwa terbunuhnya para jenderal senior TNI AD dan perwira pertama Kapten Piere Tendean dalam peristiwa itu," ucapnya.

(nap/and)
Tonton juga video berikut:
ARTIKEL TERKAIT
Loading
Loading
BACA JUGA
UPCOMING EVENTS Lebih lanjut
detikNetwork
VIDEO
TERKAIT
Loading
POPULER